KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank asing di Indonesia masih mengandalkan segmen korporasi dalam mendorong pertumbuhan kreditnya. Salah satunya adalah Standard Chartered Indonesia. Bank ini mencatatkan penyaluran kredit Rp 26,1 triliun per Maret 2023, tumbuh 5% secara tahunan. Portofolio tersebut didominasi segmen korporasi yakni Rp 23,9 triliun.
Porsinya akan semakin besar seiring proses penjualan bisnis konsumernya ke Bank Danamon.
Baca Juga: Jual Portofolio Konsumer Konvensional, Stanchart Beralih Garap Kredit Digital "Segmen yang mendorong pertumbuhan bisnis dan pendapatan bank secara signifikan di Indonesia adalah korporasi dan institusional," kata Jose Vinals, Chairman Standard Chartered Plc Group, belum lama ini. Vinals bilang, kredit korporasi disalurkan ke sektor perindustrian dan sektor berbasis enviromenmental, social, and governance (ESG). Secara global, Standart Chartered menargetkan pembiayaan hijau dan transisi energi senilai US$ 300 miliar hingga 2030. Di Indonesia, bank ini terlibat dalam pembiayaan PLTS Cirata di Jawa Barat. Kredit Bank IBK Indonesia juga didominasi segmen korporasi. Sekitar 90% portofolio kreditnya saat ini berasal dari nasabah korporasi dan usaha kecil menengah (UKM).
Baca Juga: Kredit Perbankan ke Sektor Pertambangan Terus Tumbuh, Didukung Upaya Hilirisasi Penyaluran kredit korporasi bank ini fokus menyasar sektor manufaktur. "Portofolio kredit korporasi berbagai macam, tetapi 60% manufaktur," kata Chae Jae Young, Direktur Utama Bank IBK Indonesia. Kredit tersebut disalurkan ke perusahaan korea, seperti LG Energy Solution, Lotte Chemical dan Samsung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli