KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan pembiayaan untuk tujuan investasi terus menunjukkan peningkatan sejak akhir tahun lalu. Pada awal tahun ini, kebutuhan kredit investasi terutama ditopang dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit investasi menjadi penopang pertumbuhan utama kredit pada Februari 2023. Dengan pertumbuhan 11,8% secara tahunan atau mencapai Rp 1.686,4 triliun. BI merinci, kredit investasi di sektor industri pengolahan pada periode itu tumbuh 22,9% secara tahunan. Sedangkan kredit investasi di sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 2,6% secara tahunan.
PT Bank Mandiri menjadi salah satu bank yang menorehkan performa positif di segmen kredit ini dengan capaian Kredit Investasi tumbuh 12,1% pada Januari 2023. Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin, mengatakan, pertumbuhan kredit segmen ini tumbuh stabil dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: BCA Digital Gandeng Amartha Salurkan Pinjaman ke 200 Ribu UMKM Perempuan "Kami melihat permintaan kredit investasi akan meningkat khususnya pada semester II sejalan dengan selesainya berbagai proses tender baik dari Pemerintah maupun sektor swasta," ujar Ahmad kepada kontan.co.id. Ia merinci, permintaan kredit investasi di Bank Mandiri banyak berasal dari sektor industri makan dan minuman. Kemudian dari sektor jasa konstruksi infrastruktur, sektor pemerintahan dan sektor jasa transportasi. Ke depan Bank Mandiri memfokuskan arah tumbuh kredit ke sektor-sektor prospektif. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga memprediksi kredit investasi bakal tumbuh lebih tinggi dari tahun lalu. Hal itu seiring dengan pemulihan ekonomi nasional serta dukungan penyelesaian proyek strategis nasional. Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pihaknya menyasar sektor yang mendorong efek ganda di segmen kredit investasi, seperti infrastruktur, manufaktur dan kelistrikan. "Mayoritas kredit investasi BRI disalurkan ke segmen korporasi," katanya. Sementara itu,
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan melihat, tren kredit investasi masih ada peluang untuk bertumbuh terutama untuk mendukung infrastruktur yang masih terus dikembangkan. "Pertumbuhan kredit investasi juga masih dalam tren positif walau di luar ada kekhawatiran mengenai resesi dan inflasi yang tinggi namun di dalam negeri pertumbuhan ekonomi masih positif dan inflasi masih terjaga. Namun yg perlu diwaspadai adalah tren kenaikan suku bunga baik global maupun dalam negeri," ujar Trioksa. Di tahun ini ia melihat untuk kredit investasi pertumbuhannya agak lebih melambat, namun demikian masih tetap positif di angka 9%-12% dengan sektor usaha yang akan meningkat seputar infrastruktur, logistik, telekomunikasi, petrokimia dan baja.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan pada Februari 2023 Tumbuh Positif Menurutnya, yang perlu dilakukan bagi pemerintah adalah belanja produktif terutama terkait infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat luas sementara bagi bank adalah terus memperkuat manajemen risiko sehingga bila bertumbuh akan bertumbuh dengan kualitas yang baik.
Adapun Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menilai, pertumbuhan kredit investasi tidak lepas dari pencabutan PPKM pada akhir Desember 2022 lalu. "Dengan demikian, mobilitas orang semakin leluasa. Demikian pula, aktivitas bisnis semakin cair," katanya. Menurutnya, meskipun ada ancaman resesi global, bisnis harus tetap jalan dengan bertindak lebih waspada. Artinya, bank wajib lebih bertindak hati-hati dalam menyalurkan kredit. Alhasil pertumbuhan kredit akan lebih subur pada tahun ini terutama di kuartal II-2023 dengan sektor usaha yang akan meningkat yakni dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sektor properti & sektor pengolahan. "Bank wajib lebih hati-hati dalam mengucurkan kredit. Bahkan bank tetap wajib melakukan pendampingan finansial (
financial advisory) kepada para nasabah mereka. Apalagi bagi nasabah yang baru saja selesai melakukan restrukturisasi kredit," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi