KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12% pada kuartal II-2025. Namun, di tengah klaim pertumbuhan yang cukup kuat ini, penerimaan negara dari sisi pajak justru menunjukkan tren penurunan. Ekonom Senior INDEF, M. Fadhil Hasan, mengungkapkan adanya ketidaksesuaian yang mencolok antara pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak, terutama dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Tercatat realisasi PPN dan PPNBM pada semester I-2025 mencapai Rp 267,3 triliun, turun sekitar 20% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan realisasi pada semester I-2024 yang sebesar Rp332,9 triliun Menurut Fadhil, penurunan ini mengindikasikan adanya ketidakkonsistenan antara data Produk Domestik Bruto (PDB) dengan data penerimaan negara.
Ekonomi RI Tumbuh 5,12% Tapi Penerimaan Pajak Turun pada Kuartal II, Ini Kata Ekonom
KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12% pada kuartal II-2025. Namun, di tengah klaim pertumbuhan yang cukup kuat ini, penerimaan negara dari sisi pajak justru menunjukkan tren penurunan. Ekonom Senior INDEF, M. Fadhil Hasan, mengungkapkan adanya ketidaksesuaian yang mencolok antara pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak, terutama dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Tercatat realisasi PPN dan PPNBM pada semester I-2025 mencapai Rp 267,3 triliun, turun sekitar 20% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan realisasi pada semester I-2024 yang sebesar Rp332,9 triliun Menurut Fadhil, penurunan ini mengindikasikan adanya ketidakkonsistenan antara data Produk Domestik Bruto (PDB) dengan data penerimaan negara.
TAG: