Ekonomi stabil, mata uang euro pun perkasa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Eropa yang stabil membuat posisi euro semakin mantap. Di hadapan beberapa mata uang utama dunia lainnya, EUR berhasil unggul.

Jumat (2/2) pekan lalu, pasangan EUR/GBP terangkat 0,63% ke level 0,8822. Serupa, EUR/JPY pun naik 0,29% menjadi 137,25. Hanya pairing EUR/USD saja yang turun 0,37% ke posisi 1,2463.

Sepanjang pekan lalu, data ekonomi di Benua Eropa cenderung stabil. Misalnya, data Final Manufacturing PMI Januari 2018 yang berada di level 59,6. Bahkan, kenaikan angka pengangguran di Spanyol yang mencapai 63.700 orang pun tak sanggup menggoyahkan posisi euro.


Di hadapan poundsterling, EUR tetap perkasa. Malahan, posisi EUR/GBP di akhir pekan lalu jadi yang tertinggi sepanjang tahun ini.

Pelemahan GBP dimulai begitu data manufaktur Inggris Januari 2018 jatuh, dari posisi 56,2 menjadi 55,3. Selang beberapa hari, laporan konstruksi di negeri Ratu Elisabeth II pun anjlok ke level 50,2. Padahal, di Desember 2017 masih ada di 52,2.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menyebutkan, keadaan ini kembali memicu keraguan pasar dan industri terkait proses negosiasi Brexit. "Investor banyak keluar dari Inggris karena Brexit yang menyisakan ketidakpastian perekonomian," kata dia, Jumat (2/2) pekan lalu.

Meski demikan, potensi poundsterling untuk rebound dalam jangka menengah tetap ada. Sebab, dalam pidato terakhirnya, Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney menyatakan, ada kebijakan pengalihan fokus ekonomi ke pengendalian inflasi. Ini jadi sinyal rencana kenaikan suku bunga bank sentral Inggris dalam jangka menengah.

Keperkasaan EUR juga terlihat atas yen. Andri Hardianto, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, bilang, saat ini mata uang Jepang masih sepi sentimen. Soalnya, negeri matahari terbit masih minim rilis data ekonomi.

Alhasil, posisi euro tak terbendung. Apalagi, European Central Bank (EBC) sudah mengeluarkan sinyal bakal mengakhiri belanja stimulus. Memang, sejumlah pejabat ECB telah memberi kode untuk melakukan tapering off pada September tahun ini.

"Jika ECB mengakhiri stimulusnya, maka ekonomi Eropa dipercaya benar-benar akan mulai tumbuh," ungkap Andri. Ini juga yang membuat pairing EUR/JPY masih melanjutkan penguatan.

Posisi EUR hanya kalah dihadapan dollar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, the greenback sedang diselimuti sejumlah sentimen positif. Ambil contoh, data ekonomi yang ciamik seperti data tenaga kerja AS sektor nonpertanian yang naik 200.000. Kemudian, rata-rata upah tenaga kerja per jam di negeri paman Sam juga meningkat 0,3%.

Walau begitu, Muhammad Barkah, Riset Koordinator PT Rifan Financindo Berjangka, menilai, kinerja euro masih lebih mentereng. Dalam sepekan, euro naik 0,35%. "Ini memperpanjang reli mingguan sejak pertengahan Desember 2017 lalu, berkat pertumbuhan ekonomi di zona Euro yang melebihi AS," jelas Barkah, Sabtu (3/2).

Nah, jika indeks dollar AS berhasil rebound dari level terendahnya, EUR/USD berpotensi kembali melanjutkan pelemahan di hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati