Ekonomi Tahun Ini Masih Diyakini Bisa Tumbuh 5,2%, Begini Strategi Pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 bisa mencapai 5,2% yoy. Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, pemerintah akan melakukan berbagai upaya. 

“Berbagai kebijakan akan kami berikan, yang sesuai dengan target yang kami susun. Ada beberapa hal yang akan terus kami dorong,” tutur Airlangga saat ditemui awak media, Jumat (5/8) di kantor Kemenko Perekonomian. 

Airlangga pun memerinci hal yang akan dan sudah dilakukan pemerintah untuk mencapai asa target pertumbuhan tersebut. 


Pertama, pelonggaran mobilitas masyarakat. Hal ini sebenarnya sudah dilakukan pemerintah dengan melonggarkan ketentuan mudik dan pelonggaran syarat perjalanan. Namun, Airlangga juga mengatakan, ia tak bosan mengingatkan agar pelonggaran mobilitas diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

Baca Juga: Menko Airlangga Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2022 Capai 5,2%

Kedua, mendorong daya beli masyarakat. Salah satunya, dengan anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 untuk perlindungan sosial yang mencapai Rp 63,7 triliun. 

Ketiga, menahan kenaikan harga pangan dan energi dengan penambahan subsidi. Pada tahun ini saja, pemerintah sudah meningkatkan anggaran subsidi dan kompensasi untuk energi menjadi Rp 502,4 triliun. 

Keempat, Program Kartu Prakerja. Kelima, mendorong pengembangan UMKM lewat program Bangga Buatan Indonesia serta peningkatan target penyaluran KUR pada tahun 2022 menajdi Rp 373,17 triliun, dari sebelumnya yang sebesar Rp 285 triliun. 

Keenam, melanjutkan pembangunan infrastruktur. Bahkan, sejak tahun 2016 hingga Juni 2022, sebanyak 135 proyek strategis nasional (PSN) selesai dengan nilai investasi mencapai Rp 858 triliun. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2022 Masih Jawa Sentris

Selain upaya yang diberikan oleh pemerintah, Airlangga juga mengapresiasi berbagai langkah yang dilakukan oleh otoritas moneter maupun otoritas keuangan. 

Dari sisi Bank Indonesia (BI), BI sudah menahan suku bunga acuan di level 3,5%. Ini untuk melecut permintaan, dan sudah mulai terlihat hasilnya dengan peningkatan permintaan kredit. Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi kebijakan dengan restrukturisasi kredit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi