Ekonomi Tak Pasti, Lautan Luas (LTLS) Atur Strategi untuk Pertahankan Kinerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia tengah menghadapi situasi inflasi tinggi dan resesi ekonomi. Indonesia hingga saat ini masih mampu menjaga kestabilan ekonomi. Hal ini didukung oleh sejumlah faktor, misalnya kebijakan Bank Indonesia yang berupaya menjaga kestabilan ekonomi dengan memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%.

Menjawab tantangan untuk keluar dari situasi yang belum menentu, PT Lautan Luas Tbk (LTLS) tetap optimis Indonesia akan mampu keluar dari situasi sulit kendati ada potensi ancaman inflasi tinggi.

Investor Relation LTLS Eurike Hadijaya menilai kenaikan suku bunga acuan BI di level 0,25% masih sesuai dengan ekspektasi pasar, sehingga dampaknya masih bisa dikelola.


Menurutnya, hal tersebut terlihat dari kinerja semester I-2022 dengan peningkatan laba yang cukup signifikan dan mempertahankan marjin laba di tengah berbagai tantangan ekonomi global yang masih melambat. 

Baca Juga: Tahun Ini, Black Diamond Resources (COAL) Targetkan Produksi 900 Ribu Ton Batubara

"Ke depannya, kami akan terus memfokuskan penjualan kepada industri makanan dan minuman, personal home care dan air,” jelas Eurike dalam keterangan resmi, Kamis (8/9).

Pada paruh pertama tahun ini, LTLS mencatat pendapatan sebesar Rp 4,06 triliun, naik 32% dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,07 triliun. Laba bersih juga tumbuh menjadi Rp 181 miliar, naik 134% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 77 miliar.

Untuk menjaga kinerja di sisa tahun ini, Eurike membeberkan bahwa LTLS akan meneruskan strategi pertumbuhan kinerja berkelanjutan yang telah dicanangkan di awal tahun. LTLS juga akan terus melihat peluang yang ada jelang akhir tahun.

Praktisi Pasar Modal Sunar Sutanto menilai, kenaikan harga BBM subsidi tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kinerja emiten sampai dengan akhir tahun ini. Dari laporan keuangan LTLS semester I-2022, beban bongkar muat, pengiriman dan transportasi sebesar 5,62% terhadap keseluruhan beban pokok penjualan dan jasa. 

“Jadi kenaikan harga BBM harusnya tidak signifikan pengaruhnya terhadap nett profit margin dari LTLS,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi