Ekonomi: Tarik China untuk berinvestasi langsung



JAKARTA. Pemerintah ingin menarik China untuk masuk dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Tapi, menurut ekonom, pemerintah harus berhati-hati memilih bentuk investasi dari China.

 Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, pelemahan China akan mempengaruhi ekspor Indonesia secara langsung. Untuk tahun ini, ada potensi China tumbuh di bawah 7% sehingga bank sentral China pun memangkas suku bunganya agar perlambatan ekonominya tidak terlalu tajam.

Yang bisa diharapkan dari China adalah investasi. "Hanya saja dalam hal ini lebih baik mengundang China untuk melakukan investasi langsung," ujar Lana ketika dihubungi KONTAN, Selasa (3/3). Investasi langsung atau FDI ini seperti pembangunan pabrik perusahaan China.


Menurut Lana, investasi yang dilakukan jangan dalam bentuk investasi utang atau pinjaman bilateral. Dalam pinjaman bilateral, China akan membiayai investasi Indonesia dengan membangun misalnya pembangkit listrik yang selanjutnya harus dibayar pemerintah Indonesia. Kualitas infrastruktur China tidak bagus sehingga lebih baik tidak memilih jenis investasi ini. 

Adapun, China sempat mengalami pertumbuhan maksimal 10,41% pada tahun 2010. Tidak heran apabila pada tahun 2010 ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6,1%. Setelah mengalami puncak pada tahun 2010, tahun 2011 ekonomi China turun ke 9,3%, tahun 2012 sebesar 7,65%, 2013 sebesar 7,7%, dan data terakhir perekonomian China tumbuh 7,4% tahun 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia