Ekonomi tumbuh, OJK optimistis premi asuransi tahun depan bisa lebih optimal



KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis bisnis asuransi umum pada 2020 bisa lebih baik dibandingkan pencapaian 2019. 

Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non-Bank OJK Riswinandi menyatakan tahun depan merupakan momentum yang baik harus dimanfaatkan oleh asuransi.

Lantaran pada 2019 semua target yang ditetapkan oleh pemerintah berakhir dengan pertumbuhan infrastruktur. Selain itu, pelantikan presiden nantinya juga memberikan jaminan kepastian politik.


“Hal ini menjadi momentum bagi perusahaan asuransi untuk melihat perencanaan pertumbuhan lima tahun ke depan. Bila perekonomian dan industri tumbuh maka akan membutuhkan proteksi dalam bentuk asuransi. Kita optimistis akan ini akan maju ke depan,” ujar Riswinandi pada Indonesia Rendezvous ke-25 di Bali Nusa Convention Centre (BNDCC), Kamis (17/10).

Baca Juga: AAUI menaikkan proyeksi pertumbuhan premi asuransi umum dari 10% menjadi 14% di 2019

Ia menambahkan, lini bisnis asuransi yang berpeluang tumbuh pada tahun depan akan mengikuti pertumbuhan industrinya. Ia bilang secara umum, para pengusaha kita sudah memiliki pemahaman asuransi yang tinggi. Mereka sadar investasi yang dilakukan membutuhkan proteksi.

“Ia bilang bisa dari lini bisnis properti. Ke depan insurance minded harus ditingkatkan. Jangan lagi asuransi kendaraan karena ada kredit. Kemudian, juga gangguan bencana yang tidak dapat diprediksi. Semoga ini bisa meningkatkan pemahaman masyarakat. Begitupun perusahaan asuransi harus bisa menyiapkan asuransi yang bisa menjangkau,” jelas Riswinandi.

Namun saat menyiapkan produk asuransi, Riswinandi juga menekankan edukasi bagi pemegang polis batasan perlindungan yang diberikan. Begitupun dengan menjelaskan kewajiban pemegang polis.

“Kondisi global selalu kita ingatkan ke pelaku asuransi lewat berbagai forum. Misalnya kegiatan Indonesia Rendezvous ini juga mempertemukan pelaku dalam dan luar negeri. Sehingga bisa membahas kemungkinan-kemungkinan risiko yang ada. Pasti ada titik terendah, saat ia balik. Sekarang kan tengah mencari keseimbangan baru,” tutur Riswinandi.

Ia menyebut telah mengimbau para pemain asuransi untuk menyiapkan produk yang sesuai dengan kebutuhan yang ada. Namun tetap mengedepankan perlindungan konsumen. Tujuannya agar tidak menimbulkan masalah baru.

Baca Juga: AAUI sebut lima cara menggarap momentum asuransi pada 25 tahun mendatang

“Dalam pengelolaan investasi, pemahaman mengenai pasar modal dan alternatif instrumen investasi yang dilakukan memang memerlukan SDM yang baik yang paham investasi. Ini juga akan menjadi tantangan,” jelas Riswinandi.

Asal tahu saja, semester I-2019 pendapatan premi asuransi umum sudah mencapai Rp 39,95 triliun. Nilai ini tumbuh 20,6% yoy dari Rp 33,13 triliun pada Juni 2018.

Sedangkan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia telah merevisi proyeksi pertumbuhan premi 2019 sebesar 14%. Nilai ini meningkat dibandingkan prediksi sebelumnya di level 10% dari pencapaian 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi