Eks Menteri China: Standarisasi Baterai EV Perlu Ditingkatkan Demi Jaga Keunggulan



KONTAN.CO.ID - BEIJING. China harus melakukan  peningkatan standarisasi untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) agar dapat mempertahankan keunggulan di pasar dunia, seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Mantan Menteri Industri China Miao Wei menuturkan upaya tersebut harus segera dilakukan jika ingin tetap memimpin persaingan di industri.

"Eropa dan Amerika Serikat sedang meningkatkan upaya untuk mengembangkan baterai buatan negara mereka. Oleh karena itu, keunggulan harus tetap dijaga dari persaingan luar,"  kata Miao pada Konferensi Baterai Tenaga Listrik Dunia di Yibin, China, Jumat (9/6).


Miao menyebut aturan standarisasi baterai buatan China sangat mendesak dan penting untuk dilakukan, baik dari segi spesifikasi dan ukurannya untuk kendaraan listrik.

Miao menerangkan China saat ini mendominasi pasokan baterai EV. Dia mengeklaim sebanyak 63% baterai yang dipasang di EV pada 2022 berasal dari perusahaan China.

Baca Juga: Ada Sentimen Kendaraan Listrik, Simak Prospek Sektor Otomotif di 2023

Dia juga menambahkan bahwa China saat ini menjadi negara utama yang memasok 70% lithium, 70% bahan katoda, dan 90% bahan anoda untuk bahan baterai di seluruh dunia pada 2022.

Sementara itu, para pemimpin keuangan dari Group of Seven (G7) atau negara maju sempat membahas perlunya membuat rantai pasokan global lebih tangguh dengan mengurangi ketergantungan yang berlebihan terhadap China. Hal itu diutarakan mereka saat mengadakan pertemuan pada Mei 2023.

Adapun pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah meluncurkan insentif bagi produsen mobil dalam negeri untuk memproduksi baterai dan mobil listrik di Amerika Serikat atau di mitra dagang utama, seperti Korea Selatan.

Miao pun beranggapan kepentingan global tentang perlunya memangkas emisi karbon akan membantu para produsen baterai China di pasar dunia. Asalkan, pemerintah China membangun sistem manajemen emisi karbon sesuai dengan standar global untuk industri pembuatan baterai.

Hal itu ternyata sudah diproyeksikan perusahaan baterai raksasa asal Cina, CATL. Pada April 2022,  perusahaan itu menargetkan untuk mencapai netralitas karbon dengan semua pabrik pembuatan baterai milik mereka pada 2025.

Editor: Anna Suci Perwitasari