Eks PM Israel Naftali Bennett: Vladimir Putin Tidak Akan Membunuh Volodymyr Zelensky



KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennet, menyampaikan bahwa perang di Ukraina tidak akan sampai menewaskan Presiden Ukraina, Vlodomyr Zelensky.

Bennett sempat menjadi mediator pada awal perang Rusia dengan Ukraina. Pada hari Sabtu (4/2), dirinya menyampaikan beberapa poin obrolannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, tahun lalu.

Dalam sebuah sesi, Bennett sempat bertanya kepada Putin apakah Rusia berniat membunuh Zelensky dan Putin menjawab tidak.


Baca Juga: Ukraina Prediksi Putin Siapkan Serangan Besar MenJelang Peringatan Setahun Invasi

"Saya bertanya 'ada apa dengan ini? Apakah Anda berencana untuk membunuh Zelensky?' Dia berkata 'saya tidak akan membunuh Zelensky'. Dia telah berjanji," kata Bennett, seperti dikutip AP News.

Bennett menjadi salah satu pemimpin dunia pertama yang bertemu dengan Putin di masa awal perang. Sayangnya, upaya mediasi Bennett tidak banyak membantu karena perang di Ukraina masih berlangsung hingga hari ini.

Untuk saat ini belum ada tanggapan langsung dari Kremlin terkait pernyataan Bennett. Sejauh ini pun Ukraina percaya bahwa salah satu tujuan Rusia adalah untuk membunuh Zelensky.

Baca Juga: Sekutu Putin: Semua Wilayah Ukraina Akan Terbakar

Saat masih duduk di kursi perdana menteri, Bennett mendorong dirinya ke dalam diplomasi internasional setelah menempatkan Israel di jalan tengah.

Israel percaya hubungan baiknya dengan Rusia merupakan langkah yang strategis dalam menghadapi ancaman dari Iran.

Di sisi lain, Israel juga bersekutu dengan negara-negara Barat dan juga berusaha menunjukkan dukungan untuk Ukraina.

Pada masa awal perang, Bennett memaksakan diri untuk bertemu Putin selama perayaan hari Sabat Yahudi. Keputusan Bennett ini dianggap melanggar komitmen agamanya. Namun, Bennett percaya diri untuk menempatkan dirinya di garis depan upaya global untuk menghentikan perang.

Sayangnya, pemerintahan Bennett runtuh pada musim panas lalu. Posisinya kini digantikan oleh Benjamin Netanyahu.