KONTAN.CO.ID - Mantan Presiden Brasil, Jail Bolsonaro, diduga telah terlibat aktif dalam upaya kudeta setelah dirinya kalah dalam pemilu tahun 2022. Bolsonaro berulang kali menuduh sistem pemungutan suara elektronik di Brasil rawan penipuan dan menolak kemenangan pesaingnya, Luiz Inacio Lula da Silva. Laporan Polisi Federal Brasil yang dirilis hari Selasa (26/11) menunjukkan, Bolsonaro mengadakan pertemuan pada bulan Desember 2022 untuk menyampaikan rancangan keputusan kepada komandan tiga divisi angkatan bersenjata.
Pekan lalu, Polisi Federal secara resmi menuduh Bolsonaro dan 36 orang lainnya berusaha melakukan kudeta.
Baca Juga: Trump Berencana Terapkan Tarif Baru pada Kanada, Meksiko, dan China "Bukti-bukti yang dikumpulkan selama penyelidikan menunjukkan dengan tegas bahwa Presiden Jair Messias Bolsonaro saat itu merencanakan, bertindak dan secara langsung dan efektif mengetahui tindakan organisasi kriminal yang bertujuan untuk melancarkan kudeta," sebagaimana tertuang dalam laporan Polisi Federal Brasil. Mengutip
AP, bagian lain dari laporan tersebut juga memastikan bahwa Bolsonaro "memiliki kesadaran penuh dan partisipasi aktif" dalam rencana jahat tersebut. Dijelaskan bahwa komandan Angkatan Laut Brasil menyetujui rencana Bolsonaro, sementara perwakilan dari angkatan darat dan udara menolaknya. Beberapa penolakan itu disebut menjadi alasan mengapa upaya kudeta terhadap kemenangan Lula batal dilaksanakan. Bolsonaro juga tidak pernah menandatangani dekrit untuk memulai rencana tersebut.
Baca Juga: Trump Janjikan Kebijakan Tarif Baru, Deretan Perusahaan Ini Kena Getahnya! Tonton: Apakah Amerika Bakal Membela Taiwan di Bawah Kepemimpinan Trump Jika China Menyerang? Jika disetujui, proses kudeta awalnya akan dilancarkan pada 15 Desember 2022. Dokumen berisi 884 halaman tersebut juga mengatakan bahwa personel militer tinggi yang menghalangi menjadi sasaran serangan daring oleh kelompok milisi digital pro-Bolsonaro.
Sejak Bolsonaro kehilangan jabatannya, ia telah menjadi sasaran sejumlah penyelidikan, yang semuanya ia kaitkan dengan gangguan politik. Polisi Federal menuduhnya menyelundupkan perhiasan berlian ke Brasil tanpa dokumen resmi, hingga sempat memalsukan status vaksinasi COVID-19 miliknya dan orang lain. Pihak berwenang juga sedang menyelidiki apakah ia memicu kerusuhan 8 Januari 2022.