Eksekusi Bisnis Jadi Kunci Siloam (SILO) Pertahankan Kinerja Kuat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berhasil mempertahankan kinerja finansial yang kuat pada tahun 2022 dengan pendapatan, EBITDA, dan laba bersih masing-masing sebesar Rp7,39 triliun, Rp1,98 triliun, dan Rp710 miliar.

Siloam juga mencatat ekspansi EBITDA dan marjin laba bersih pada 2022. Marjin EBITDA meningkat menjadi 26,8% pada FY2022 dari 25,7% pada FY2021. Marjin Laba Bersih pada FY2022 juga meningkat menjadi 9,6% dari 9,2% pada FY2021.

Posisi arus kas perusahaan tetap sehat dan kuat. Perseroan membukukan Arus Kas Operasional sebesar Rp1,69 triliun dan posisi kas bersih sebesar Rp1,05 triliun pada akhir FY2022.


"Siloam terus menjalankan strategi Siloam 5.0 dengan sukses dan terus memberikan hasil yang menjanjikan. Manajemen tetap berada dalam jalur pertumbuhan yang berkelanjutan selama tahun 2022. Saya sangat optimis dengan potensi Siloam di tahun 2023 dan seterusnya,” kata Presiden Direktur Siloam Darjoto Setyawan dalam siaran persnya, Kamis (30/3).

Darjoto menambahkan, Siloam akan terus fokus pada pertumbuhan bisnis utama, memperluas jaringan dan mengoptimalkan kapasitas yang ada, mengembangkan program-program klinis, meningkatkan platform digital untuk terus melayani lebih banyak pasien di Indonesia dan akhirnya terus meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.

Baca Juga: Performa Emiten Grup Lippo, 10 dari 11 Saham Harganya Masih Terkoreksi

Siloam menutup tahun keuangan 2022 dengan hasil yang baik melalui program klinis yang berkelanjutan, investasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memperkuat kemitraan dengan pemerintah dan payer groups; optimalisasi dalam ekspansi jaringan rumah sakit; dan perjalanan bisnis digital yang transformatif.

Siloam memiliki empat pilar strategi: Core Growth, Network Expansion, Clinical Programs, dan Digital Business. Dalam Core Growth, Siloam melanjutkan fokusnya untuk mengembangkan payer mix dan meningkatkan program loyalitas pasien.

Sebagai hasilnya, pada FY2022, Private Payer Mix (Out-of- Pocket, Korporasi dan Asuransi) memberikan kontribusi lebih dari 80% dari total Pendapatan, sementara pendapatan BPJS dipertahankan pada 20% dari total Pendapatan.

Transformasi payer mix ini telah mendorong Siloam untuk meningkatkan Average Revenue per Occupied Beds (ARPOB) dari Rp2,2 miliar pada FY2019 menjadi Rp3,3 miliar pada FY2022.

Fokus Perseroan pada layanan bisnis digital telah menghasilkan transaksi end-to-end yang kini dilakukan secara digital, interaksi yang lebih baik dengan pasien dan tingkat transparansi yang tak tertandingi karena rekam medis kini tersedia untuk setiap pasien melalui aplikasi.

Siloam telah berhasil menjalankan strategi ekspansi dengan membuka 1 hingga 2 rumah sakit per tahun sementara terus mengoptimalkan aset yang ada. Tingkat okupansi terus meningkat dan didukung oleh pertumbuhan bisnis non-COVID dan telah mencapai lebih dari 65% okupansi.

Siloam telah mendirikan Pusat Unggulan (Center of Excellence) Transplantasi Ginjal di Siloam ASRI dan telah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2022.

Baca Juga: Ekspansif, Cara Sehat Emiten Rumah Sakit

Tim transplantasi ginjal Siloam ASRI telah melakukan lebih dari 200 prosedur dengan tingkat kelangsungan hidup satu tahun lebih tinggi dari standar internasional.

Selain itu, klinik bayi tabung (IVF) di Siloam Hospitals Sriwijaya dan Lippo Village tumbuh sangat pesat dengan pendapatan kumulatif lebih dari Rp50 miliar di tahun 2022, selagi mempertahankan pertumbuhan dua digit per kuartal.

Editor: Yudho Winarto