Eksekusi Saham SMGR Tertunda



JAKARTA. Pemerintah masih belum mengambil keputusan mengenai jatah pembelian 1,2% saham PT Semen Gresik Tbk (SMGR) milik Grup Rajawali. Padahal, Rajawali memberikan batas waktu hingga akhir April lalu kepada pemerintah untuk mengeksekusi saham produsen semen itu.

Muhammad Said Didu, Sekretaris Kementerian BUMN, mengaku, pihaknya hingga kini belum mengeksekusi jatah saham SMGR itu. Sebab, masih ada ketidakjelasan mengenai siapa yang dimaksud pemerintah oleh Grup Rajawali.

"Kalau BUMN dianggap sama dengan pemerintah, maka cukup persetujuan Menteri Negara BUMN," ujarnya, akhir pekan lalu. Namun, jika yang dimaksud pemerintah secara resmi, maka harus mendapat persetujuan Menteri Keuangan.


Sejauh ini, menurut Said, sudah ada tiga perusahaan milik negara yang mengajukan diri untuk membeli 1,2% saham SMGR tersebut. Mereka adalah PT Danareksa Sekuritas, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan PT Bahana Securities. "Minggu ini (minggu lalu) mereka sudah mengirimkan surat resmi ke Menteri BUMN mengenai minat tersebut," imbuhnya.

Namun, ketidakjelasan posisi pemerintah membuat Kementerian BUMN hingga kini belum menentukan calon pembeli saham SMGR. Direktur Utama Danareksa Sekuritas Marciano Herman mengakui, pihaknya belum menerima surat keputusan apapun. "Kami masih menunggu keputusan Menteri BUMN," katanya.

Rajawali beri waktu

Sementara itu, Managing Director Grup Rajawali, Darjoto Setyawan, menyatakan, pihaknya masih menunggu konfirmasi resmi dari pemerintah. "Kami menunggu surat konfirmasi pembelian dari pemerintah. Surat (penawaran) kami tujukan kepada Kementerian BUMN," katanya kepada KONTAN.

Darjoto enggan mengomentari lambannya langkah pemerintah dalam memutuskan transaksi tersebut. Yang jelas, Rajawali masih memberikan kesmepatan kepada pemerintah meskipun tenggat waktunya sudah lewat.

Sekadar informasi, semula Rajawali mengempit 24,85% saham SMGR. Pada akhir Maret lalu, Rajawali melepas 23,65% saham SMGR ke bursa saham melalui mekanisme private placement. Harganya Rp 7.000 per saham, atau senilai total Rp 9,8 triliun.

Nah, Rajawali berencana menjual 1,2% sisa saham SMGR kepada pemerintah yang merupakan pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 51% saham. Harganya sama dengan harga placement. Meski sejak proses divestasi itu harga saham SMGR terus merangkak naik, Rajawali memberikan kesempatan kepada pemerintah hingga akhir April lalu.

Pada Jumat pekan lalu, harga saham SMGR berakhir di level Rp 8.200 per saham, atau turun 0,61% dari hari sebelumnya. Namun, harganya sudah naik 17,14% dari harga divestasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test