JAKARTA. PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) di tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 200 miliar. Operator air bersih itu akan memakai belanja modal untuk menunjang fasilitas produksi, seperti menambah pelanggan baru dan perawatan fasilitas. Belanja modal juga digunakan untuk mengganti dan memperpanjang pipa. Tahun ini, Palyja akan menambah 10.000 sambungan untuk pelanggan baru. Namun, rencana ekspansi itu akan bergantung pada persediaan air. Jika pasokan air tidak mencukupi permintaan, Palyja tak mau terlalu agresif mencapai target itu. "Yang terpenting adalah kami ingin memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan existing," kata Meyritha Maryanie, Corporate Communication Palyja, kepada KONTAN, Selasa (26/2). Permintaan air baku Palyja masih didominasi kelas key account atau pelanggan besar. Tak sedikit pelanggan besar beralih dari menggunakan air sumur dalam (deep well) kini memakai air pipa. Permintaan air baku Palyja terbanyak berasal dari wilayah barat dan utara Jakarta. "Kualitas air tanah sudah sangat buruk sehingga tak ada alternatif menggunakan air tanah," tambah Meyritha.
Ekspansi air bersih, Palyja siapkan Rp 200 miliar
JAKARTA. PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) di tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 200 miliar. Operator air bersih itu akan memakai belanja modal untuk menunjang fasilitas produksi, seperti menambah pelanggan baru dan perawatan fasilitas. Belanja modal juga digunakan untuk mengganti dan memperpanjang pipa. Tahun ini, Palyja akan menambah 10.000 sambungan untuk pelanggan baru. Namun, rencana ekspansi itu akan bergantung pada persediaan air. Jika pasokan air tidak mencukupi permintaan, Palyja tak mau terlalu agresif mencapai target itu. "Yang terpenting adalah kami ingin memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan existing," kata Meyritha Maryanie, Corporate Communication Palyja, kepada KONTAN, Selasa (26/2). Permintaan air baku Palyja masih didominasi kelas key account atau pelanggan besar. Tak sedikit pelanggan besar beralih dari menggunakan air sumur dalam (deep well) kini memakai air pipa. Permintaan air baku Palyja terbanyak berasal dari wilayah barat dan utara Jakarta. "Kualitas air tanah sudah sangat buruk sehingga tak ada alternatif menggunakan air tanah," tambah Meyritha.