Ekspansi, Bank Ekonomi investasi US$ 34 juta



JAKARTA. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk bakal menggelar ekspansi tahun ini. Bank milik HSBC Asia Pacific Holdings itu akan mengubah teknologi informasi, menambah kantor cabang dan mesin ATM. Nilai investasi mencapai US$ 34 juta.

Tony Turner, Direktur Utama Bank Ekonomi, menuturkan pihaknya memodernisasi TI untuk layanan mobile banking, internet banking, dan phone banking. Sedangkan jumlah kantor akan bertambah empat unit, relokasi 12 kantor, dan pengadaan 13 mesin ATM baru. "Investasi TI habis US$ 33 juta. Sedangkan biaya cabang butuh US$ 300 ribu dan ATM senilai US$ 25 ribu," katanya Rabu (6/6).

Turner berharap ekspansi ini meningkatkan bisnis. Maklum, pada kuartal pertama tahun ini, aset susut 4% menjadi Rp 23 triliun. Marjin bunga bersihnya juga turun tipis, 3% (year on year/yoy).


Kendati sejumlah indikator keuangan menurun, Bank Ekonomi masih membukukan pertumbuhan laba 53% atau menjadi Rp 122,2 miliar. Penopang utamanya kenaikan pendapatan non-bunga sebanyak 170% menjadi Rp 82,8 miliar.

Turner menerangkan, biaya ekspansi diambil dari laba. Ini sejalan dengan kebijakan pemegang saham yang tidak mengambil dividen sejak tiga tahun terakhir. "Keuntungan diinvestasikan lagi," terang Turner. Bank Ekonomi memiliki 300.000 nasabah. Fokus bisnis di usaha kecil dan menengah.

Untuk memudahkan nasabah bertransaksi, Bank Ekonomi kini bergabung dengan jaringan ATM Bersama yang dioperasikan PT Artajasa Pembayaran Elektronis. Nasabah dapat bertransaksi di 37.409 ATM di seluruh Indonesia.

Arya Damar, Direktur Utama Artajasa mengatakan nasabah dari mitra bisnis barunya itu bakal menikmati kenyamanan bertransaksi. Apalagi, fitur yang tersedia memungkinkan nasabah bertransaksi tidak hanya di terminal ATM, juga melalui EDC dan telepon genggam.

"Sebagai mitra bisnis bagi berbagai industri terkait sistem pembayaran, Artajasa terus menciptakan inovasi teknologi. Agar dapat memberi manfaat dan kemudahan bagi institusi maupun masyarakat, demi efisiensi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie