Ekspansi gencar si raja suku cadang



JAKARTA. Pertumbuhan kelas menengah dan sektor otomotif di Indonesia masih cerah tahun ini. Prospek ini berusaha diraih oleh beberapa perusahaan suku cadang otomotif, tidak terkecuali PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). Ingin memanfaatkan momentum, AUTO menggelar segudang aksi korporasi di 2013.

AUTO bahkan telah mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun di tahun ini. Aksi korporasi AUTO diawali dengan mengakuisisi 51% saham sebuah perusahaan produsen pelek ban yaitu PT Pakoakuina pada April 2013. Pakoakuina merupakan pemain pemain pelek nasional cukup besar.

Manajemen Pakoakuina mengklaim, mereka menguasai 25%-35% dari pasar pelek mobil dalam negeri. Di segmen motor, perusahaan itu memiliki pangsa pasar sebesar 15%.


AUTO kembali melakukan aksi korporasi dengan menawarkan saham baru alias penawaran umum terbatas (PUT) I pada bulan Mei. Kala itu, AUTO rights issue 963,95 juta saham. Pelaku pasar cukup antusias dengan rights issue AUTO. Bahkan, subscription saham AUTO mencapai 2,6 kali.

Pada aksi tersebut, AUTO menawarkan saham baru di harga Rp 3.100. Dari aksi tersebut, AUTO berhasil meraup dana segar Rp 2,98 triliun. Dana tersebut sebesar 51,9% digunakan untuk membayar pinjaman AUTO. Kemudian sekitar 23,7% untuk membayar pinjaman jangka pendek (bridging loan). Briding loan ini untuk mengakuisisi satu perusahaan manufaktur komponen otomotif. Lalu, sekitar 24,4% akan digunakan mengembangkan usaha dalam bentuk penyertaan modal kepada entitas anak usaha.

Pada Juli 2013 lalu, emiten ini mengumumkan, telah menggunakan 62,88% dana hasil rights issue sesuai dengan rencana. Dus, AUTO masih menyisakan dana Rp 1,1 triliun dari rights issue.

Tambah kapasitas

Saat itu juga, AUTO mengaku akan menambah kapasitas anak usaha, PT Toyoda Gosei Systems Indonesia. Perusahaan tersebut adalah hasil patungan antara AUTO dan Toyoda Gosei Co.Ltd.

AUTO bahkan sudah menyiapkan dana Rp 179 miliar untuk menambah kapasitas pabrik komponen mobil tersebut. Ada dua bagian yang ingin ditambah, seperti kapasitas produksi setir mobil dinaikkan 1,5 kali lipat dari kapasitas saat ini 800.000 unit. Selain itu, AUTO juga ingin menambah kapasitas produksi airbag lima kali lipat dari sekarang 1,5 juta unit per tahun. "Perkembangan saat ini, tiang pancang pabrik sudah dibangun," ujar Robby Sani, Direktur AUTO, kemarin.

Namun, menurut Robby, AUTO ingin menambah kapasitas secara bertahap. "Target penambahan tersebut nanti puncaknya di 2016," ujar dia. Robby memperkirakan, Februari 2014, proyek itu akan selesai sehingga di Maret 2014 sudah mulai berproduksi.

Bulan ini, AUTO kembali mengumumkan kerjasama dengan perusahaan Jepang, Metal Art. Keduanya sepakat bekerjasama mendirikan perusahaan bersama PT Metal-Art Astra Indonesia. AUTO memiliki 30% saham di perusahaan itu. Metal Art memproduksi forging parts untuk mobil seperti crankshaft, gears dan connecting rod.

Investasi pabrik baru di Karawang, Jawa Barat ini mencapai US$ 45,3 juta. Robby menjelaskan, rata-rata pembangunan pabrik memakan waktu 9-12 bulan. Pabrik ini diperkirakan selesai pertengahan 2014.

Aksi korporasi teranyar AUTO adalah mengekspor komponen untuk Nissan Motor Manufacturing (UK) Ltd di Inggris. Aksi tersebut ditangani anak usahanya, Akebono Brake Astra Indonesia.

Pada tahap awal, AUTO akan mengirim 1.800 unit caliper assy CMF 1, selanjutkan akan mengirim 20.000 unit per bulan untuk Nissan. AUTO juga menargetkan bisa mengekspor tiga tipe caliper assy sebesar 720.000 unit per tahun untuk Nissan UK dan Renault Prancis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana