JAKARTA. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) memperluas pasar dengan membuka gerai baru. Tahun ini, emiten ritel ini telah membuka 14 gerai baru. Alhasil, total gerai ACES mencapai 109 gerai. Analis Ciptadana Securities Jennifer Natalia Widjaja, dalam riset November 2014, mengatakan, tahun depan ACES akan membuka 15-20 gerai. Analis BNI Securities Ankga Adiwirasta menilai, aksi ini bisa memperkuat ACES sebagai pemimpin pasar. "Hal ini akan berdampak baik dalam jangka panjang, " ujar dia. Jennifer mencatat, hingga kini ACES masih menjadi pemimpin pasar dengan meraup market share 13%.
Namun, menurut analis Bahana Securities Wendy Chandra, ekspansi ACES dengan membuka gerai baru di tahun ini terlalu agresif dan berdampak kurang baik bagi performa ACES. "Kami menimbang dari kondisi makro Indonesia yang kurang bagus untuk tahun depan," kata dia. Pasalnya, produk yang ditawarkan ACES sangat berkaitan dengan kebutuhan rumah alias sektor properti. Wendy bilang, tahun depan okupansi rumah baru tak terlalu tinggi. "Hal tersebut kami tinjau dari rata-rata marketing sales perusahaan sektor properti tak terlalu baik," tutur dia. Tak hanya itu, persaingan yang ketat karena pemain baru menambah tekanan untuk ACES. Sebut saja, IKEA, peritel asal Swedia yang sudah membuka gerai pertamanya di Alam Sutera, diusung oleh PT Hero Supermarket Tbk. Selain itu, ada Courts yang membuka gerai di Harapan Indah, Bekasi. Wendy memprediksikan, pertumbuhan penjualan rata-rata per gerai alias same store sales growth (SSSG) ACES akan melambat. Alhasil, pertumbuhan ACES akan melambat di 2015. Wendy memperkirakan, perlambatan di tahun depan sebesar 13%. Jennifer pun berpendapat, keberadaan gerai IKEA akan mempengaruhi penjualan ACES untuk ke depan. Sebab, ACES memiliki tiga gerai di kawasan yang sama dengan IKEA, yakni di Alam Sutera. Tapi, manajemen ACES berpendapat, hanya 15% produk IKEA yang tumpang tindih dengan ACES. Jadi, manajemen yakin tak akan menimbulkan risiko yang signifikan. Bagi para analis, tantangan terberat ACES adalah penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. Efek ini akan berlangsung dalam tiga sampai enam bulan ke depan. Setelah itu, Ankga yakin, penjualan ACES akan kembali pulih. Menurut Ankga, ACES juga mempunyai kendala karena melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Apalagi, produk impor ACES masih cukup besar.
Wendy memperkirakan, tahun depan kinerja ACES akan sedikit menurun. Diperkirakan, pendapatan Rp 5,18 triliun dan laba bersih Rp 547 miliar, turun dari target tahun ini, pendapatan Rp 4,64 triliun dengan laba Rp 567 miliar. Sedangkan, Jennifer memperkirakan, tahun depan, pendapatan ACES akan naik menjadi Rp 5,81 triliun dengan laba bersih Rp 785 miliar. Angka ini naik dari target pendapatan tahun ini Rp 4,75 triliun dan laba Rp 634 triliun Ankga dan Jennifer merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing di Rp 1.000 dan Rp 980. Tapi, Wendy merekomendasikan sell di harga Rp 714 per saham. Rabu (10/12), harga saham ACES naik 2% menjadi Rp 765 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana