Ekspansi ikut menopang saham dan kinerja CPIN



JAKARta. Harga saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menanjak. Harga CPIN, Senin (21/5), Rp 2.650 per saham, naik 23,26% sejak awal tahun ini.

Kenaikan harga saham CPIN tak lepas dari cemerlangnya prospek bisnis dan kinerja emiten pakan ternak ini. Selama kuartal I-2012, CPIN mencetak pertumbuhan laba bersih 20% year on year (yoy) menjadi Rp 784 miliar. Ini didukung oleh penjualan yang terdongkrak 12% yoy atau sekitar Rp 4,894 triliun.

"Kenaikan laba bersih ini sedikit di atas perhitungan," kata Adi N Wicaksono, analis Kim Eng Securities dalam risetnya. Adi menilai, keberhasilan CPIN mencatat laba cukup tinggi ditopang kenaikan harga jual rata-rata atau average sales price (ASP), khususnya pakan ternak. Dari awal tahun, harga jual rata-rata pakan ternak telah meningkat 20%. CPIN juga diuntungkan dengan murahnya harga bahan baku. Harga jagung, misalnya, telah menurun 4% secara yoy.


Tiga divisi utama CPIN, yaitu pakan ternak, anak ayam umur sehari atau day old chick (DOC) dan pengolahaan makanan, juga mencatatkan performa bagus.

Analis Mega Capital Indonesia, Arief Fahruri, menilai prospek di sektor ini sedang menarik. "Selama konsumsi daging ayam per kapita kita masih rendah, industri ini akan terus bertumbuh," kata dia. Arief mencatat, konsumsi daging ayam per kapita per tahun Indonesia pada 2010 masih 5,1 kg, dan di 2011 naik menjadi 6 kg-7 kg. Ini masih jauh dibandingkan negara lain di ASEAN seperti Malaysia dengan konsumsi 38 kg. Adapun Singapura dan Thailand masing-masing mengkonsumsi 28 kg dan 16 kg.

Arief bilang, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia bisa naik menjadi US$ 3.500 hingga US$ 4.000. Otomatis konsumsi diharapkan naik setidaknya menjadi 8 kg - 10 kg per kapita per tahun. Maka itu, tak heran jika CPIN gencar berekspansi.

Tahun ini CPIN menyiapkan belanja modal Rp 1,5 triliun. Untuk mengembangkan bisnis pakan ternak, CPIN akan membuka tiga pabrik (feedmill) baru, yaitu di Cirebon, Bali dan di lokasi pabrik terkini. Nantinya jumlah pabrik CPIN akan bertambah menjadi 9 unit. Tambahan pabrik baru ini diharapkan bisa menggenjot produksi pakan hingga 40% dari total tahun lalu sebesar 2,5 juta ton.

Di bisnis DOC, CPIN akan membangun 20-30 tempat pembibitan ayam baru, yang sebagian besar berlokasi di Sumatra, Sulawesi dan Papua. Ini ditargetkan bisa mendongkrak produksi DOC CPIN dari 11 juta ekor per minggu menjadi 15 juta ekor per minggu. Sementara untuk bisnis pengolahan daging ayam, mereka akan membangun dua pabrik pengolahan daging baru, di Medan dan Bandung. "Mereka unggul baik di pasar tradisional maupun pasar modern," kata Arief.

Dus, Arief dan Adi sama-sama merekomendasikan beli saham CPIN, masing-masing menargetkan Rp 3.100 dan Rp 3.300 per saham. Posisi itu naik masing-masing 17% dan 25% dari harga CPIN kemarin di posisi Rp 2.650 per saham. Arief menghitung target itu mencerminkan price to earning ratio (PER) 20 kali, sementara Adi mengkalkulasi di PER 18,3 kali.

Sedangkan analis Bahana Securities, Aditya Eka Prakasa, merekomendasikan hold CPIN dengan target Rp 2.925 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri