Dalam beberapa dekade terakhir, bisnis perkebunan kelapa sawit tengah naik daun. Komoditas ini bahkan dianggap sebagai primadona bagi ekonomi nasional. Lihat saja, akhir tahun 2011, bisnis CPO nasional memiliki omzet US$ 9,1 miliar. Dari jumlah tersebut, negara mendapatkan Rp 14 triliun dari setoran pajak ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Yang pasti, harga produk turunan kelapa sawit meningkat pesat dipicu oleh peningkatan permintaan, baik dari dalam negeri maupun pasar global. Dari luar, India, China dan negara-negara di Timur Tengah terus menambah pesanan akan CPO dari Indonesia. Inilah yang mendorong para pebisnis untuk terus menggenjot produksi CPO. Tak pelak, banyak pengusaha memacu perluasan lahan kebun kelapa sawit, demi mendukung peningkatan produksi CPO. Bahkan sampai beberapa tahun ke depan, proyeksi perluasan lahan kebun sawit baru mencapai 20 juta hektare.
Ekspansi kebun sawit berujung konflik nan sengit
Dalam beberapa dekade terakhir, bisnis perkebunan kelapa sawit tengah naik daun. Komoditas ini bahkan dianggap sebagai primadona bagi ekonomi nasional. Lihat saja, akhir tahun 2011, bisnis CPO nasional memiliki omzet US$ 9,1 miliar. Dari jumlah tersebut, negara mendapatkan Rp 14 triliun dari setoran pajak ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Yang pasti, harga produk turunan kelapa sawit meningkat pesat dipicu oleh peningkatan permintaan, baik dari dalam negeri maupun pasar global. Dari luar, India, China dan negara-negara di Timur Tengah terus menambah pesanan akan CPO dari Indonesia. Inilah yang mendorong para pebisnis untuk terus menggenjot produksi CPO. Tak pelak, banyak pengusaha memacu perluasan lahan kebun kelapa sawit, demi mendukung peningkatan produksi CPO. Bahkan sampai beberapa tahun ke depan, proyeksi perluasan lahan kebun sawit baru mencapai 20 juta hektare.