KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah langkah moneter yang dilakukan Bank Indonesia seperti penurunan bunga acuan, pelonggaran giro wajib minimum (GWM) tak membuat perbankan getol menyalurkan kredit. Sejumlah bank justru mengaku masih pasang target konservatif. “Kami masih menargetkan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun sebesar 12%,” kata Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Haru Koesmahargyo kepada KONTAN, Senin (16/9).
Baca Juga: Dikritik Menteri Susi, perbankan sesuaikan bunga kredit perikanan Tahun lalu bank dengan aset terbesar di tanah air ini berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 843,59 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan 12%, hingga akhir tahun perseroan menargetkan nilai penyaluran kreditnya mencapai Rp 944,82 triliun. Meski demikian, Haru mengaku terkait langkah bank sentral perseroan juga telah ikut melungsurkan suku bunga dasar kredit (SBDK) pada Agustus 2019 sebesar 50 bps. Sementara per Juli 2019 penyaluran kredit perseroan telah mencapai Rp 839,7 triliun. Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Nixon Napitupulu. “Hingga akhir tahun kami masih menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 10%-12%,” katanya kepada KONTAN. Akhir tahun lalu, bank dengan bisnis utama di segmen perumahan ini berhasil menyaurkan kredit senilai Rp 266.28 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan hingga 12%, maka hingga akhir tahun penyaluran kredit perseroan akan mencapai Rp 266,28 triliun.
Baca Juga: LPS: DPK menguat, likuiditas perbankan melandai Sementara Direktur Sharia PT BAnk CIMB Niaga Tbk (BNGA) Pandji Djajanegara justru mengaku di kuartal akhir 2019 ini akan terus melakukan ekspansi pembiayaanya. Ini dilakukan untuk menggeber pembiayaan di segmen produktif. “Banyak penarikan pebiayaan di sektor produktif memang baru akan dilakukan di awal kuartal 4/2019, baik yang berupa pipeline penarikan ataupun undisbursed loan,” katanya kepada KONTAN. Hingga semester 1-2019 lalu, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga ini telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 28 triliun, dimana 58% atau senilai Rp 16,4 triliun disalurkan ke sektor produktif, sedangkan 42% ke segmen konsumtif atau senilai Rp 11, 6 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini