Ekspansi Len terganjal aturan dari ESDM



JAKARTA. PT Len Industri (Persero) mengaku sudah berencana membangun pabrik solar cell (sel surya) yang pertama di Indonesia. Sel surya itu merupakan komponen dari panel surya. Andra Agussalam, Direktur Keuangan Len Industri menjelaskan, rencana pembangunan pabrik itu dilakukan pada September 2013 dengan lokasi di sekitar Purwakarta atau Karawang.

Dia bilang, dengan dibangunnya pabrik itu berarti akan ada industri pembangkit listrik tenaga surya dari hulu ke hilir. Karena selama ini Len hanya membuat panel surya saja. Namun sayangnya, proyek baru Len Industri itu tidak bisa berjalan lancar karena belum ditetapkannya skema tarif khusus (feed in tariff) untuk energi baru terbarukan.

"Sampai sekarang revisi Permen ESDM belum keluar. Padahal draftnya sudah ada sejak lama," ujarnya kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jumat (21/6). Menurut Andra, dengan belum ditetapkan tarif khusus untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) membuat industri ini menjadi tidak mendapat kepastian harga dari jasa dan produk bisnisnya.


"Untuk bikin pabrik kami akan gandeng investor lain. Nah kalau tarifnya belum, ada bagaimana investornya tertarik," jelas Andra. Adapun investor yang akan diajak kerjasama oleh PT Len sejauh ini adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perusahaan asal China.

Dia bilang pihaknya setuju dengan rencana pemerintah yang akan menetapkan harga pembelian listrik oleh PLN maksimal 0,25 U$ per kWh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri