Ekspansi Multistrada masih tunggu mitra lokal



JAKARTA. Rencana ekspansi PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mendirikan pabrik ban di Kazakhstan masih menanti tambahan mitra lokal. Sejauh ini, MASA sudah menggandeng badan usaha milik negara Kazahkstan, Samruk Kazyna Invest.

Uthan M.A Sadikin, Direktur Multistrada menjelaskan, saat itu kelanjutan investasi tersebut tinggal menunggu pemilihan mitra lokal tambahan yang ditunjuk Kazyna.

Rencananya, MASA akan membuat anak usaha berpatungan dengan kepemilikan tiga pihak yakni MASA, Samruk Kazyna Invest dan satu perusahaan lokal Kazahkstan. "Samruk yang akan menunjuk perusahaan lokal ini, tapi sampai sekarang belum ada realisasinya," ujar Uthan kepada KONTAN, Selasa (2/9).


Multistrada harus menggandeng mitra lokal, lantaran investasi bareng Samruk bersifat sementara. Ada kemungkinan bila pabrik tersebut sudah beroperasi beberapa tahun, Samruk bisa melepaskan diri ataupun tetap bertahan. Yang jelas, sampai saat ini pihaknya masih menunggu mitra lokal.

Selain itu, MASA harus tetap menggaet mitra lokal yang mengerti medan, serta pasar ban di Kazakhstan. Perusahaan ini pun sampai meminta bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kazakhstan supaya bisa mempercepat ekspansi usaha di negara tersebut.

Penjelasan ini sekaligus untuk mengkonfirmasi soal kedatangan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Erlan A Idrissov ke Indonesia pada pekan lalu tidak ada hubungannya dengan rencana investasi MASA di negara tersebut. "Oh tidak ada hubungannya, itu kan agenda Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kazakhstan," kilah dia.

Yang pasti, Multistrada sudah meneken perjanjian dengan Samruk sejak 13 April 2012. Pihaknya berencana membangun pabrik ban dengan nilai investasi sebesar  US$ 350 juta.

MASA memang harus melakoni langkah ekspansi ini. Soalnya kinerja perusahaan ini di semester I-2014 kurang memuaskan. Pada periode itu, pendapatan MASA sebesar US$ 150,06 juta atau anjlok 13,17% dari pendapatan ketimbang periode yang sama 2014 sebesar US$ 172,84 juta. 

Sebesar US$ 106,13 juta atau 70,72% dari pendapatan MASA berasal dari ekspor. Sisanya penjualan dalam negeri. Perusahaan ini sudah mengekspor ban ke  88 negara di empat benua.

Menurut Uthan penurunan pendapatan disebabkan anjloknya harga jual ban sebagai efek dari harga bahan baku yang juga turun. "Tren ini terjadi di semua produsen ban  seluruh dunia," ujar Uthan.

Alhasil, laba MASA di semester I-2014 tergerus hingga 110% dari US$ 2,12 juta di semester I-2013 jadi US$ 1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto