KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Bangun Persada Tbk bakal melanjutkan ekspansi. Emiten nikel berkode saham
NCKL tersebut tengah membangun fasilitas
refinery High Pressure Acid Leach (HPAL) kedua melalui entitas anak, yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC). Menurut rencana, fasilitas tersebut ditargetkan memiliki 3 jalur produksi dengan kapasitas produksi 65.000 ton kandungan nikel per tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan diharapkan mulai beroperasi di semester pertama tahun 2024. Agenda ekspansi lainnya,
NCKL juga sedang merencanakan ekspansi lebih lanjut untuk lini produksi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) melalui entitas asosiasi, yaitu PT Karunia Permai Sentosa (KPS).
Rencananya, fasilitas
NCKL tersebut bakal memiliki 12 jalur produksi dengan kapasitas produksi 185.000 ton kandungan nikel per tahun (feronikel) dan diharapkan beroperasi secara bertahap mulai semester kedua tahun 2025. “Perseroan juga sedang dalam tahap perencanaan proyek baja nirkarat (
stainless steel) dimana sebagian feronikel yang diproduksi oleh Perseroan dan entitas anak di sektor RKEF akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk baja nirkarat,” kata
Corporate Secretary NCKL , Franssoka dalam keterangan tertulis, Rabu (2/8).
Baca Juga: Pendapatan Trimegah Bangun Persada (NCKL) Tumbuh 88,74% di Semester I 2023 NCKL memang lagi getol ekspansi pabrik. Mei 2023 lalu misalnya,
NCKL lewat entitas asosiasi, yakni PT Halmahera Persada Lygend (HPL), baru saja meresmikan operasional pabrik nikel sulfat pada akhir Mei 2023 lalu.
Pabrik dengan desain kapasitas produksi terpasang 240 ribu ton nikel sulfat per tahun itu di kawasan operasional Harita Nickel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Pabrik ini juga direncanakan untuk memproduksi kobalt sulfat Menurut catatan Kontan.co.id, kapasitas produksi kobalt sulfat HPL direncanakan mencapai 30.000 ton per tahun. Belum ketahuan berapa kebutuhan investasi untuk proyek ekspansi HPAL ONC dan RKEF KPS. Mengintip laporan keuangan interim perusahaan,
NCKL memiliki Kas dan Bank Akhir Periode sebesar Rp 6,01 triliun per 30 Juni 2023 lalu. Jumlah tersebut naik 371,34% dibanding posisi Kas dan Bank Awal Periode yang berjumlah Rp 1,27 triliun. Sementara itu, total aset
NCKL berada di posisi Rp 42,32 triliun per 30 Juni 2023. Jumlah tersebut terdiri dari ekuitas Rp 24,58 triliun, dan liabilitas Rp 17,73 triliun. Dus, menurut hitungan kasar Kontan.co.id, posisi rasio utang terhadap modal alias
debt to equity ratio (DER)
NCKL berada di posisi 0,72x per 30 Juni 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar