Ekspansi ritel modern tak pernah mati



JAKARTA. Bisnis ritel terus meningkat setiap tahun. Tahun 2010, omzet ritel mencapai Rp 100 triliun. Tahun ini, kalangan peritel memperkirakan omzet akan naik 20% atau Rp 120 triliun.

Jumlah gerai toko ritel modern pun kian pesat. Sebab para peritel modern tak henti membuka toko baru.

Salah satu pemain ritel yang terus menambah jaringan toko adalah PT Hero Supermarket Tbk. Akhir tahun lalu, aneka gerai di bawah kendali Hero sekitar 480 unit. Tahun ini, toko milik Hero Group bertambah menjadi 496 unit.


Sebagai catatan, saat ini Hero mengelola jaringan gerai kesehatan dan kecantikan Guardian, minimarket Starmart, supermarket Hero dan Giant, serta hipermarket Giant. "Kami melihat peluang bagus tahun ini, " kata Maria Suwarno, Direktur Marketing Hero Group, Rabu (13/7).

Hero misalnya menambah satu gerai hipermarket Giant menjadi 38 gerai. Giant Supermarket bertambah tujuh gerai menjadi 76 gerai, serta lima gerai baru Guardian menjadi 208 gerai. Peritel ini juga akan menambah gerai Hero Supermarket dan Starmart.

Maria melihat masih banyak daerah yang potensial untuk dijadikan bisnis ritel. Ambil contoh Pulau Jawa yang potensi pembelinya masih sangat tinggi. Tak heran, para peritel berebut mencari lahan potensial di Jawa.

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, pemilik merek minimarket Alfamart ,juga gencar menambah toko. Akhir tahun 2010, jumlah gerai Alfamart mencapai 4.812 gerai. Hingga semester I-2011, gerai Alfamart bertambah menjadi 5.200 gerai. Alfamart rata-rata menghabiskan dana Rp 500 juta-Rp 700 juta untuk membangun satu gerai.

Direktur Alfamart, Pujianto menuturkan, penjualan harian tiap toko juga meningkat rata-rata sebesar 10%-12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan omzet ini berkat tambahan varian produk dagangan dan peningkatan daya beli.

Begitu juga dengan PT Indomarco Prismatama, pemegang lisensi minimarket merek Indomaret. Tahun 2010, gerai Indomaret memilik 4.812 gerai. Gerai Indomaret bertambah menjadi 5.480 gerai hingga enam bulan pertama tahun ini. "Lumayan ada pertumbuhan," ungkap Wiwiek Yusuf, Direktur Pemasaran Indomaret.

Menurut Wiwiek, Indomaret menambah toko baru di area cabang baru atau distribution center (DC). Area cabang tersebut adalah Palembang, Makassar, dan Cirebon. Ketiga daerah tersebut juga belum banyak pemain ritel dan permintaannya sangat tinggi. "Kami fokus di tiga area baru," tandas Wiwiek.

Mulai terhalang Perda

Toh, binis ritel tidak sepenuhnya mulus. Tutum Rahanta, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menjelaskan, salah satu masalah yang dihadapi pebisnis ritel saat ini adalah banyak jalan rusak. Kondisi ini mengganggu arus distribusi dari pemasok ke toko-toko ritel.

Selain masalah infrastruktur, pengusaha ritel terhalang oleh seabrek peraturan daerah (Perda) yang membatasi jumlah minimarket. Maka, ia berharap pemerintah mengevaluasi kembali penerapan beragam perda tersebut. "Perda tersebut bisa menjadi halangan ekspansi," katanya.

Pujianto menambahkan, peritel akan kesulitan ekspansi pada semester II-2011. Sejumlah daerah selain Jakarta mulai menutup rapat izin pembukaan toko ritel baru. Maka, Pujianto pesimistis proyeksi pertumbuhan ritel sebesar 20% dari tahun lalu akan tercapai karena gerak peritel makin terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can