JAKARTA. Rencana ekspansi PT Timah Tbk di Myanmar tidak berjalan mulus. Target kegiatan eksplorasi di kuartal I-2013, akhirnya, molor. Sebab, Timah masih harus menyeleksi calon mitra lokal dari negara yang dahulu bernama Burma itu. Sukrisno, Direktur Utama Timah menjelaskan, pihaknya masih memproses penyeleksian calon mitra di Myanmar. "Kami akan kirim empat orang lagi ke Myanmar supaya proses pembentukan joint venture lebih cepat," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (9/6). Di saat yang sama, perusahaan berkode saham TINS ini juga harus mengubah dokumen resmi izin eksplorasi. Jika awalnya Timah ingin mengeruk timah sendirian, kini, dokumen itu harus ditambah dengan nama mitra lokal yang bakal digandeng.
Seperti diketahui, akhir tahun lalu, Pemerintah Myanmar mengeluarkan aturan baru di sektor pertambangan. Perusahaan asing harus bekerja sama dengan perusahaan lokal dalam eksplorasi. Menurut Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan Timah, aturan ini membuat proses pengajuan izin membutuhkan waktu lama. Selain mengajukan izin ke pemerintah pusat, TINS juga harus mengantongi izin dari pemerintah negara bagian setempat. Ujungnya, birokrasi yang harus ditempuh cukup panjang. Siapa calon mitra yang digandeng Timah di Myanmar? Sayang, Sukrisno mengaku belum bisa membocorkan identitas calon mitranya itu. Namun, dari daftar calon mitra, semua merupakan perusahaan swasta, tidak ada badan usaha milik negara (BUMN) setempat. Rencananya, TINS akan memiliki saham mayoritas dalam perusahaan patungan tersebut, yakni sekitar 90% hingga 95%. "Porsi ini akan disesuaikan dengan kemampuan mitra kami nanti," ungkap Sukrisno. Lokasi tambang yang akan dieksplorasi terletak di salah satu negara bagian bernama Tanitharyi State, di Pubyin-Tamok, Distrik Myeik. Sukrisno memberikan gambaran, perusahaan tambang lokal yang akan digandeng Timah adalah perusahaan skala kecil. Konsesi lahan calon mitra itu hanya sekitar 40 hektare (ha) hingga 50 ha. Sedangkan total konsesi lahan yang akan digarap BUMN Timah nantinya mencapai 10.000 ha. Manajemen TINS juga belum bisa memastikan berapa nilai modal yang akan mereka setorkan dalam perusahaan patungan itu. Hanya saja, Sukrisno berharap, entitas perusahaan patungan sudah dibentuk kuartal III-2013. Akuisisi batubara batal
Selain menggarap pertambangan timah di luar negeri, TINS juga berniat memperbesar bisnis batubara melalui akuisisi di dalam negeri. Namun, rencana tersebut kandas. Awalnya, Timah berencana mengakuisisi dua tambang batubara. Satu tambang terletak di Kalimantan Timur (Kaltim) dan satu tambang di Sumatra Selatan (Sumsel). Namun, menurut Agung, perusahaannya membatalkan rencana akuisisi tambang batubara di Kaltim. "Bukan karena cadangan batubara perusahaan itu tipis, tapi ada masalah dalam proses negosiasi," tuturnya. Asal tahu saja, sesuai estimasi awal, cadangan batubara perusahaan di Kaltim ini sekitar 47 juta ton. Nah, terkait rencana akuisisi tambang batubara di Sumsel, saat ini, Timah masih bernegosiasi dengan sebuah perusahaan. Menurut Agung, cadangan batubara dan infrastruktur di Sumsel lebih baik.Adapun cadangan batubara di daerah yang memiliki ibukota Palembang itu mencapai 60 juta ton. Timah menargetkan, proses akuisisi ini sudah bisa rampung pada semester II-2013. "Setelah rampung, kami akan langsung menambang," tandas Agung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Amailia Putri