Ekspansi TOWR melebar dengan private placement



JAKARTA. Dalam mengembangkan bisnisnya di menara,  PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mengincar dana sekitar Rp 3,86 triliun. Kebutuhan dana itu akan terpenuhi dari sistem penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias private placement. Dalam pernyataan resminya beberapa hari lalu, emiten grup Djarum ini akan merilis sebanyak-banyaknya 1,02 miliar saham baru, dimana setara dengan 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Harga penawaran saham baru ini akan berkisar Rp 3.702 per saham. Penentuan harga ini mengacu pada harga rata-rata penutupan saham TOWR selama 25 hari bursa sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan. Rencananya, perseroan akan menyuntikkan dana tersebut guna kebutuhan modal kerja anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), terutama untuk menambah menara telekomunikasi, baik dengan cara membangun menara baru maupun membeli menara. Tak hanya itu, tambahan modal juga akan digunakan untuk investasi pada perusahaan penunjang telekomunikasi. Adapun, tahun ini perusahaan menargetkan untuk menambah jumlah menara sekitar 1.500 - 2.000 menara hingga akhir tahun. Sementara tahun 2013 lalu, jumlah menara perseroan telah mencapai 9.746 unit. Sehingga, dengan penambahan tersebut, total menara yang dimiliki TOWR dapat mencapai 11.246 - 11.756 menara.Para analis menilai positif aksi korporasi yang akan dilakukan TOWR guna menambah ekspansi menara telekomunikasi, sebab pasar dan kebutuhan menara telekomunikasi pun masih relatif tinggi. William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities mengatakan, semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia akan mendorong kebutuhan menara yang semakin tinggi, terutama terhadap permintaan menara jaringan 3G. Apalagi, banyak operator telekomunikasi cenderung memilih menyewa menara ketimbang memiliki menara telekomunikasi sendiri. "Operator tak mau repot dengan biaya perawatan dan tenaga kerja. Sehingga peluang industri menara masih cukup besar," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie