KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi salah satu saham emiten pertambangan batubara yang berkinerja kurang apik. Sejak awal tahun atau secara
year-to-date, saham ITMG melemah 12,49%. Dalam riset tertanggal 8 Februari 2022, Analis UOB KayHian Sekuritas Limartha Adhiputra menilai, harga saham ITMG bisa saja mengalami
rebound karena ekspektasi adanya
dividend yield yang tinggi. Potensi
dividend yield yang tinggi tersebut dapat membantu harga saham ITMG untuk
rebound dalam jangka pendek, terutama setelah rilis laporan keuangan tahun 2022 yang kemudian akan diikuti dengan pembayaran dividen.
Pembayaran dividen yang tinggi akan menjadi katalis positif bagi harga saham ITMG dan menyebabkan harga saham naik, tetapi kemudian dapat terus merosot setelah tanggal cum dividen. Analisis yang Limartha lakukan terhadap pergerakan harga saham ITMG menunjukkan bahwa harga saham dalam tiga tahun terakhir rata-rata naik 5,5% dalam satu bulan sebelum tanggal cum dividend.
Baca Juga: Pendapatan & Laba 2022 Loyo, Berikut Rekomendasi Saham Sido Muncul Pada November 2022, emiten tambang batubara ini telah membayarkan dividen interim yang sangat besar, yakni mencapai US$ 300 juta atau US$ 0,27 saham. Jumlah ini setara dengan Rp 4.128 per saham. Ekspektasi pembagian dividen ITMG pun berlanjut tahun ini, seiring kinerja ITMG yang diramal solid sepanjang tahun lalu. Pada 2022, Limartha memperkirakan laba bersih ITMG akan mencapai US$1,2 miliar, naik 147,5% secara
year-on-year (YoY). Limartha memperkirakan rasio pembayaran dividen final untuk kinerja 2022 setidaknya di level 70%. Limartha memperkirakan pembagian dividen final ITMG akan mencapai sebesar US$ 524 juta atau US$ 0,46 per saham. Estimasi ini setara dengan Rp 6.900 per saham dengan asumsi nilai tukar Rp15.000 per dolar AS. Estimasi dividen per saham ini setara dengan estimasi
dividend yield 18,9%. Limartha mempertahankan rekomendasi
sell dengan target harga Rp 30.000. “Kami mempertahankan rekomendasi jual karena harga batubara diperkirakan akan terus melemah ke level yang lebih rendah, dengan rata-rata US$ 280 per ton pada tahun 2023,” tulis Limartha dalam risetnya pekan lalu.
Baca Juga: Jelang Ramadan dan Lebaran, Begini Rekomendasi Saham Poultry Limartha mengestimasi, pada tahun ini laba bersih ITMG akan turun 29,8% dari estimasi tahun lalu, yakni menjadi US$ 826,4 juta.
Penyebabnya adalah normalisasi harga batubara, yang tahun ini diperkirakan akan kembali normal di rentang US$ 260 sampai US$ 280 per ton. Sejalan, UOB KayHian memperkirakan harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) Indo Tambangraya akan turun 24,3% YoY menjadi US$ 143 per ton dari sebelumnya US$ 189 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi