JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) akan menggelar lelang surat utang syariah negara alias sukuk negara, Selasa ini (28/5). DJPU menawarkan empat seri sukuk. Keempat sukuk negara ini, masing-masing memiliki tenor 2 tahun, 10 tahun, 24 tahun, dan 30 tahun. Target indikatif lelang kali ini Rp 1,5 triliun. Ekonom Bank International Indonesia, Josua Pardede menduga, investor akan meminta imbal hasil lebih tinggi ketimbang lelang sebelumnya. Permintaan ini terjadi seiring meningkatnya ekspektasi inflasi bila pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan yield akan menyebabkan harga obligasi tertekan. Kurang likuidnya sukuk di pasar sekunder semakin menambah risiko bagi investor. Karena itu, investor meminta kompensasi atas meningkatnya risiko melalui kenaikan imbal hasil. "Sama seperti yield SUN, yield sukuk juga akan naik sekitar 5 basis poin," tutur Josua kepada KONTAN.
Ekspektasi inflasi membayangi lelang sukuk
JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) akan menggelar lelang surat utang syariah negara alias sukuk negara, Selasa ini (28/5). DJPU menawarkan empat seri sukuk. Keempat sukuk negara ini, masing-masing memiliki tenor 2 tahun, 10 tahun, 24 tahun, dan 30 tahun. Target indikatif lelang kali ini Rp 1,5 triliun. Ekonom Bank International Indonesia, Josua Pardede menduga, investor akan meminta imbal hasil lebih tinggi ketimbang lelang sebelumnya. Permintaan ini terjadi seiring meningkatnya ekspektasi inflasi bila pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan yield akan menyebabkan harga obligasi tertekan. Kurang likuidnya sukuk di pasar sekunder semakin menambah risiko bagi investor. Karena itu, investor meminta kompensasi atas meningkatnya risiko melalui kenaikan imbal hasil. "Sama seperti yield SUN, yield sukuk juga akan naik sekitar 5 basis poin," tutur Josua kepada KONTAN.