Ekspektasi kenaikan bunga mengerek poundsterling



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Inggris berhasil mengerek nilai tukar poundsterling. Kemarin, pasangan GBP/USD menguat 0,33% ke level 1,4178. Serupa, GBP/JPY menanjak 0,54% menjadi 151,685. Sementara pairing EUR/GBP terkikis 0,02% ke posisi 0,8717.

Nilai tukar poundsterling menguat di pekan ini karena pelaku pasar mulai optimistis Bank of England (BoE) bakal mengerek suku bunga pada bulan Mei mendatang. Sekadar info, terakhir kali BoE menaikan suku bunga adalah di November 2017 lalu.

Padahal, kondisi ekonomi Inggris masih kurang oke. Lihat saja, indeks belanja perusahaan jasa Inggris di Maret lalu cuma berada di 51,7. Angka ini lebih buruk dari konsensus prediksi, yakni 53,9.


Tapi, pidato Presiden China Xi Jinping dalam Boao Forum for Asia terkait rencana penurunan tarif impor jadi sentimen positif bagi GBP. Pelaku pasar menilai sikap Amerika Serikat dan China terkait perang dagang melunak.

Hal ini lantas membuat kurs dollar AS tersungkur. Anthonius Edyson, Research Analyst Astronacci International, memprediksi, poundsterling masih bisa menguat terhadap dollar AS hari ini. Cuma, pelemahan the greenback hanya sementara.

Poundsterling juga menguat terhadap euro lantaran euro terpapar sentimen negatif data penjualan ritel yang kurang memuaskan. Penjualan ritel Eropa Maret lalu cuma naik 0,1% atau lebih rendah dari ekspektasi, yakni 0,6%.

“Di awal pekan ini, belum ada data ekonomi penting yang bisa memperkuat posisi euro,” kata analis Putu Agus Pransuamitra, Monex Investindo Futures, Selasa (10/4). Selain itu, kebijakan pengetatan moneter BoE diprediksi lebih cepat dari European Central Bank (ECB).

Pergerakan EUR/GBP hari ini akan dipengaruhi data produksi manufaktur Inggris. Di samping itu, para pelaku pasar juga bakal mencermati pidato dari Presiden ECB Mario Draghi. “Jika Draghi menyinggung masalah prospek ekonomi Eropa, bisa saja berpengaruh pada pasangan EUR/GBP,” terang Putu.

Di sisi lain, rencana China menurunkan tarif impor, mempermudah dan memperlunak beleid investasi asing di beberapa sektor serta memangkas pajak impor otomotif berhasil membuat pasar tenang dan mulai meninggalkan aset safe haven seperti yen.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy menilai, pidato Xi Jinping membuat kekhawatiran pasar akan perang dagang mereda. Ini pun terlihat dari bursa saham Asia yang berangsur menghijau.

Ditambah lagi, beberapa data ekonomi Jepang di bawah proyeksi. Misalnya surplus neraca berjalan Negeri Matahari Terbit ini di Februari lalu hanya sebesar ¥ 2,08 triliun. Angka ini di bawah perkiraan analis, yang memprediksi surplus neraca berjalan akan mencapai ¥ 2,20 triliun.

Surplus transaksi berjalan Jepang juga cuma ¥ 1,02 triliun. Padahal pasar meramal, surplus tersebut bisa mencapai ¥ 1,39 triliun. Belum lagi data kepercayaan konsumen juga gagal memenuhi harapan pasar karena hanya di level 44,3. Ini membuat Nizar optimistis GBP akan menguat terhadap JPY hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati