Ekspektasi pemangkasan suku bunga makin kuat pasca komentar Powell, dollar AS melemah



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Nilai tukar dolar jatuh pada hari Rabu waktu setempat setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengeluarkan nada suram dalam testimoninya di depan kongres. Powell mengatakan ketidakpastian perdagangan dan kekhawatiran tentang prospek global terus memberikan tekanan pada ekonomi Amerika Serikat.

Dilansir dari Reuters, The Greenback mencapai posisi terendah di hadapan euro dan yen setelah komentar Powell yang memperkuat harapan The Fed untuk memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada akhir bulan ini.

Dalam sambutan yang disiapkan untuk komite kongres, Powell mengatakan The Fed siap untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan laju ekspansi dalam satu dekade.


Baca Juga: Jerome Powell beri sinyal penurunan suku bunga The Fed

Dia juga membandingkan pandangan dasar The Fed tentang pertumbuhan AS yang berkelanjutan terhadap sejumlah besar risiko. Termasuk diantaranya inflasi yang terus-terusan melemah, pertumbuhan yang lebih lambat dibanding negara-negara besar lainnya, dan penurunan investasi yang didorong oleh ketidakpastian perang dagang dengan China.

"Sekarang ada bukti ekonomi bahwa prospek ekonomi AS tidak terlalu bagus. Pada akhirnya Federal Reserve merasa perlu untuk campur tangan, dan sebagai hasilnya dolar akan tertekan," kata Juan Perez, trader valas senior di Tempus Inc.

Ekspektasi untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Fed pada akhir bulan ini telah menurun. Tetapi investor masih mengharapkan adanya penurunan sebesar 25 basis poin karena lemahnya inflasi dan kekhawatiran tentang pertumbuhan bisnis akibat perang perdagangan.

Baca Juga: Menanti kepastian The Fed, rupiah berada di persimpangan

Pada perdagangan tengah hari, indeks dolar turun 0,3% menjadi 97,155. Terhadap yen, dolar turun 0,3% versus yen ke level 108,657. Begitu juga di hadapan franc Swiss yang melemah menjadi 0,9894. Di saat yang sama Euro menguat 0,4% menjadi US$ 1,1248.

“Jika kita melihat data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan, dan jika data PDB kuartal kedua yang datang jauh di bawah 2,0% pada tanggal 26 Juli nanti, kita akan melihat adanya peluang untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 bps,” kata Edward Moya, analis pasar di OANDA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi