Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Dorong Kinerja Portofolio Investasi di November 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja portofolio investasi di November 2023 cenderung positif. Hal itu disebabkan ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral.

Ambil contoh, aset kripto. Sepanjang November 2023, harga Ethereum (ETH) mencetak kenaikan tertinggi, sebesar 14,42% secara bulanan (MoM) ke US$ 2.052. Disusul Bitcoin (BTC) yang naik 11,81% secara bulanan (MoM) menjadi US$ 38.363. Selanjutnya, ada saham dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 4,87% MoM ke 7.080.

CEO Pinnacle Investment Indonesia Guntur Putra mengatakan, kenaikan ETH dan BTC di bulan November lalu didorong sejumlah sentimen, seperti meningkatnya minat investor institusional, adopsi teknologi blockchain, dan optimisme terkait approval SEC terkait product ETF BTC. Selain itu, perubahan regulasi yang bersahabat juga dapat menjadi pendorong utama kenaikan nilai aset kripto.


"Sementara untuk saham, lebih kepada ekspektasi investor terkait potensi tingkat suku bunga yang akan mulai turun di tahun depan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/12).

Baca Juga: Pasar Kripto Kembali ke Zona Hijau, Bagaimana Prospeknya ke Depan?

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong sependapat, kenaikan instrumen investasi tersebut didukung ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga oleh bank sentral dunia. Ini menyusul data ekonomi yang menunjukkan penurunan pada harga, pertumbuhan yang masih lemah, dan pernyataan yang cenderung lebih dovish dari pejabat-pejabat bank sentral.

Ke depan, Lukman menilai, aset kripto dan pasar saham akan rally awal tahun depan. Namun tidak mengesampingkan apabila rally ini bisa mulai lebih awal seperti akhir tahun ini. "Idealnya saya melihat harga instrumen investasi itu sudah naik cukup tinggi untuk tahun ini dan akan melanjutkan rally tahun depan," ulasnya.

Di luar itu, Lukman juga mencermati prospek emas dunia dan obligasi dinilai menarik. Ia menyebutkan, harga emas dunia sudah kembali mendekati rekor tertingginya seiring meredanya tekanan suku bunga.

Pada November 2023, harga emas dunia naik 2,11% MoM menjadi US$ 2.057/ons troi. Meskipun memang, untuk kinerja emas Antam justru terkoreksi 0,97% MoM ke Rp 1.120.000/gram yang diakibatkan penguatan rupiah.

"Sebagai safe haven, emas masih berpotensi naik karena juga didukung oleh aksi dedolarisasi dan pembelian bank sentral," kata Lukman.

Senada, seiring meredanya sentimen kenaikan suku bunga juga akan berimbas positif atas obligasi. Di November, berdasarkan pergerakan Indobex Government Bond, obligasi pemerintah mencatatkan kenaikan 2,64% MoM dan pergerakan Indobex Corporate Bond menunjukan obligasi korporasi naik 1,75% MoM.

Oleh sebab itu, Lukman menilai, untuk investor agresif bisa mengatur portofolionya dengan strategi 70% di saham, 10% obligasi, 15% emas, dan 5% kripto. Lalu untuk investor konservatif bisa mengalokasikan dananya 50% di saham, 25% emas, dan 25% obligasi.

Baca Juga: Peringatan Buruk Robert Kiyosaki Soal Ekonomi Global, Rekomendasi 3 Aset Ini

Sementara racikan portofolio dari Guntur untuk investor dengan profil agresif berupa saham 50%, obligasi 30%, dan cash/pasar uang 20%. Untuk investor moderat dengan komposisi saham 30%, obligasi 40%, dan cash/pasar uang 30%.

"Untuk investor dengan profil risiko konservatif di saham 15%, obligasi 45%, dan cash/pasar uang 40%," imbuh Guntur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat