Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed Meningkat, Harga Emas Catat Rekor



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pada hari Selasa (16/7), harga emas mencatatkan lonjakan signifikan menuju rekor tertingginya di atas US$ 2,460 per ounce. 

Kenaikan ini dipicu oleh ekspektasi yang meningkat bahwa Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga, yang mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

Emas berjangka naik 1,5% menjadi mencapai US$ 2,465.30, melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada 20 Mei di US$ 2,454.20. Kontrak berjangka bahkan mencatatkan level tertinggi sesi di US$ 2,467.30 per ounce.


Baca Juga: Investor Optimistis Penurunan Suku Bunga AS, Namun Waspada Terhadap Geopolik

Permintaan terhadap emas diperkuat oleh melemahnya dolar AS, yang pada hari Selasa mengalami rebound setelah sebelumnya mencatat level terendah dalam lima minggu.

"Sentimen positif terhadap emas tetap kuat, didorong oleh prospek penurunan suku bunga dan data inflasi yang lebih lemah di AS bulan Juni," ujar Joni Teves, ahli strategi dari UBS seperti dikutip dari CNBC, Selasa (16/7). 

"Investor masih tertarik untuk memanfaatkan peluang beli, terutama setelah beberapa komentar dovish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell."

Emas telah menunjukkan performa yang solid sepanjang paruh pertama tahun 2024, didukung oleh permintaan yang kuat dari bank sentral di seluruh dunia dan ketegangan geopolitik global. 

Baca Juga: Ghana Gagal Panen, Harga Kakao Bisa Semakin Melambung

Bank sentral-bank sentral, seperti yang dilaporkan oleh UBS, terus meningkatkan kepemilikan emas batangan, mencatatkan pembelian tertinggi sejak akhir 1960an.

Saham-saham pertambangan emas juga mengalami kenaikan pada hari Selasa, dengan ETF Penambang Emas VanEck mencatatkan kenaikan sebesar 3%. Saham Harmony Gold dan Gold Fields yang terdaftar di AS juga menguat, masing-masing naik 14% dan 7%.

Dengan pasar berada di atas level psikologis US$ 2,400, para analis percaya bahwa potensi kenaikan harga emas masih terbuka lebar. 

Perkembangan selanjutnya akan terus dipantau menjelang keputusan suku bunga Fed yang dijadwalkan pada bulan September.

Selanjutnya: Investor Optimistis Penurunan Suku Bunga AS, Namun Waspada Terhadap Geopolik

Menarik Dibaca: 156,8 Juta Orang Naik KRL Jabodetabek di Semester 1 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli