Ekspektasi stimulus tambahan, harga emas ditutup menguat ke US$ 1.841 per ons troi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas menjauh dari level terendah dalam 1,5 bulan yang sempat disentuhnya di awal perdagangan awal pekan ini. Keperkasaan emas saat penutupan perdagangan datang karena ekspektasi adanya tambahan stimulus di Amerika Serikat (AS) yang akhirnya mendukung daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. 

Senin (18/1) harga emas spot ditutup menguat 0,7% menjadi US$ 1.841,26 per ons troi. Di awal perdagangan, harga emas sempat jatuh ke US$ 1.809,90 per ons troi, posisi terendah sejak 2 Desember 2020.

Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2021 juga menanjak 0,4% menjadi US$ 1.836,50 per ons troi.


"Pemerintah baru AS akan memberikan lebih banyak stimulus ekonomi dan juga kebijakan Federal Reserve tidak mungkin menjadi lebih hawkish di masa mendatang," kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.

Baca Juga: Harga emas hari ini (18/1) di Butik Emas Antam turun Rp 4.000 per gram

"Oleh karena itu kami cenderung melihat dukungan lanjutan untuk harga emas."

Sebelumnya, Presiden terpilih AS Joe Biden mengeluarkan proposal tambahan stimulus senilai US$ 1,9 triliun pada minggu lalu untuk membantu perekonomian dan meningkatkan peluncuran vaksinasi melawan lonjakan kasus Covid-19.

Di sisi lain, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, tidak ada alasan bagi bank sentral untuk mengubah sikap akomodatif karena masih dalamnya masalah ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Emas yang selama ini dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang yang diakibatkan oleh stimulus yang luas, kembali mendapat dukungan.

Namun, Weinberg menambahkan, dolar AS yang lebih kuat, optimisme ekonomi dan kekhawatiran tentang Janet Yellen sebagai calon menteri keuangan AS dapat membatasi sentimen dari tambahan fiskal. Hal itu akan mengakibatkan harga emas tertekan.

Kemarin, dolar AS menyentuh level tertinggi empat minggu terhadap sekeranjang mata uang utama. Alhasil, daya tarik emas batangan meredup terhadap pemegang mata uang lainnya.

Meskipun ekspektasi inflasi AS telah meningkatkan antisipasi lebih banyak stimulus fiskal AS, emas belum mendapatkan dukungan yang lebih besar. Karena imbal hasil US Treasury pun sedang dalam tren naik, kata Phillip Futures dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga minyak Brent tergelincir kekhawatiran virus corona dan dolar AS yang kuat

Imbal hasil Treasury AS mencapai level tertinggi 10-bulan pada minggu lalu.

Selain emas, komoditas logam mulia lainnya juga ikut terkerek. Seperti perak yang naik 0,6% menjadi US$ 24,88 per ons troi dan platinum yang menguat 0,5% menjadi US$ 1.078,52 per ons troi. Sementara itu, paladium ditutup melemah 0,6% ke US$ 2.368,45 per ons troi.

Selanjutnya: BPJamsostek akuisisi 17,4 juta peserta baru di tahun 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari