JAKARTA. Presiden Joko Widodo memerintahkan Kantor Staf Kepresidenan untuk memimpin kajian lingkungan strategis terkait kelaikan eksploitasi di kawasan Pegunungan Kendeng untuk pabrik semen. Pegunungan kapur yang terbentang di utara Kabupaten Pati Jawa Tengah sampai Lamongan Jawa Timur, menjadi incaran sumber daya bagi pabrik semen. Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, perintah tersebut diberikan setelah Presiden bertemu dengan perwakilan masyarakat Kendeng di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8). Teten mengatakan, kajian tersebut dibuat untuk mendapatkan gambaran mengenai wilayah mana yang bisa dieksploitasi. "Jadi kalau di pabriknya ini memang sudah dapat izin, begitu pula pabriknya sudah berdiri. Tapi kawasan tambangnya itu masuk dalam kategori yang perlu dilihat kembali lewat kajian lingkungan hidup strategis, ini yang diperintahkan tadi," kata Teten dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin Selasa (2/8).
Eksploitasi Gunung Kendeng akan dikaji ulang
JAKARTA. Presiden Joko Widodo memerintahkan Kantor Staf Kepresidenan untuk memimpin kajian lingkungan strategis terkait kelaikan eksploitasi di kawasan Pegunungan Kendeng untuk pabrik semen. Pegunungan kapur yang terbentang di utara Kabupaten Pati Jawa Tengah sampai Lamongan Jawa Timur, menjadi incaran sumber daya bagi pabrik semen. Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, perintah tersebut diberikan setelah Presiden bertemu dengan perwakilan masyarakat Kendeng di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8). Teten mengatakan, kajian tersebut dibuat untuk mendapatkan gambaran mengenai wilayah mana yang bisa dieksploitasi. "Jadi kalau di pabriknya ini memang sudah dapat izin, begitu pula pabriknya sudah berdiri. Tapi kawasan tambangnya itu masuk dalam kategori yang perlu dilihat kembali lewat kajian lingkungan hidup strategis, ini yang diperintahkan tadi," kata Teten dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin Selasa (2/8).