Eksploitasi Karst Akan Menggerus Potensi Ekonomi Lingkungan



KONTAN.CO.ID – YOGYAKARTA. Center of Economic and Law Studies (Celios) mengingatkan, eksploitasi Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) bakal menggerus potensi nilai ekonomi lingkungan hingga menyebabkan kerugian besar.

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira menegaskan, salah satu kerugian yang paling kentara yakni berkurangnya sumber cadangan air masyarakat sekitar.

“Ada potensi kerugian dari cadangan air di wilayah karst [yang di eksploitasi berlebih],” jelasnya saat ditemui Kontan.co.id, di Yogyakarta, pekan lalu.


Di sisi lain, Bhima juga menyoroti keuntungan yang didapat dari pembangunan Karst pada sektor pariwisata tak sebanding dengan kerugian yang bakal didapat.

Pasalnya, dengan membangun resort hingga sarana pariwisata lain di wilayah Karst, itu bakal merubah bentang alam hingga berdampak pada keberlangsungan ekosistem yang ada.

“Potensi kerugian ekonominya besar, karena meskipun ada pembangunan, ada konstruksi, ada pariwisata yang masuk, tapi karena dia merubah bentang alam,” tegasnya.

Baca Juga: Bisa Menyerap Karbon, Pegunungan Karst di Gunung Kidul Kini Terancam

Sebagai gambaran, Indonesian Speleological Society mencatat total valuasi ekonomi lingkungan hidup pada KBAK Gunung Sewu saja mencapai Rp 1.684,96 triliun. Nilai terbesar berada pada jasa penyedia air bersih yang mencapai Rp 1.403 triliun. 

Ketua Umum Indonesian Speleological Society, Petrasa Wacana mengatakan, bila pemerintah bisa mempertahankan kondisi eksisting KBAK Gunung Sewu saat ini, maka valuasi ekonominya bakal meningkat yang ditaksir mencapai Rp 2.396 triliun di 2029.

“Sampai di 2045 kalau kita merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) itu bisa sampai di atas Rp 7.399 triliun,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat