Ekspor Bali bukukan devisa US$ 515 juta



DENPASAR.  Provinsi Bali mengekspor sekitar 40 jenis mata dagangan ke 104 negara di belahan dunia sepanjang Januari-November 2016. Nilai ekspor  selama 11 bulan itu membukukan devisa sebesar US$ 515,58 juta.

"Perolehan devisa tersebut meningkat sebesar 16,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya tercatat US$ 443,29 juta," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Senin.

Menurut Suastika, perolehan devisa tersebut didominasi dari pengapalan berbagai jenis mata dagangan hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang memberikan andil sebesar 60,29%.


Hasil industri skala rumah tangga mampu menyumbangkan sebesar US$ 136,072 juta selama sebelas bulan tahun 2016. Namun, angka itu turun 5,51% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai US$ 144,002 juta.

Lanjut Suastika, pengapalan hasil kerajinan skala rumah tangga menghasilkan US$ 174,75 juta, juga turun 7,07% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 188,045 juta.

Sementara, hasil perikanan dan kelautan membukukan devisa US$ 200,36 juta, meningkat 86,14% dibanding periode yang sama tahun 2015 yang hanya US$ 107,64 juta.

Sedangkan, hasil perkebunan senilai US$ 1,107 juta, merosot hingga 37,70% dari periode yang sama tahun 2015 sebesar US$ 1,77 juta.

Pengapalan produk mata dagangan lain-lain sebesar US$ 3,27 juta, naik 79,39% dari tahun 2015 yang tercatat US$ 1,82 juta.

Suastika berharap, ke depan, Bali bisa memiliki pelabuhan laut peti kemas berstandar internasional. Dengan demikian semua pengapalan mata dagangan ke luar negeri itu dapat dilakukan dari Bali. Sebab, selama ini hanya 56,70% yang dikapalkan melalui Pelabuhan Benoa dan Bandara Internasional Ngurah Rai. Sedangkan, sisanya 43,30% melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Emas Semarang.

"Oleh sebab itu pelabuhan peti kemas berstandar internasional sangat mendesak bagi Bali dalam meningkatkan perolehan ekspor non migas daerah ini," ujar Suastika.

(IK Sutika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini