Ekspor batubara terancam pelemahan rupee



JAKARTA. Konsumen batubara dari India telah mengurangi pembelian batubara dari Indonesia, dan sebagian mencari cara melakukan renegosiasi kontrak akibat pelemahan mata uang rupee.

Penurunan pembelian batubara dari India tersebut memaksa eksportir batubara Indonesia mencari pembeli lain atau menjualnya ke pasar spot. Kondisi ini menurunkan harga batubara internasional yang mendekati harga terendah empat tahun .

Perlu diketahui, India membeli seperlima dari total ekspor batubara Indonesia. Indonesia menargetkan tahun ini mengekspor batubara sekitar 317 juta ton sampai dengan 400 juta ton.


"Beberapa pembeli telah membatalkan kontrak atau berusaha renegosiasi kontrak, padahal sekarang harga sudah lebih murah," kata ketua komite komersial Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Pandu Sjahrir kepada Reuters.

Sayangnya, pejabat APBI tersebut tidak menjelaskan berapa banyak volume batubara yang terpengaruh pelemahan rupee tersebut. Sebagaimana diketahui, rupee turun 18% terhadap dolar sejak Mei.

Kondisi itu membuat India mengalami kemerosotan ekonomi terburuk sejak 20 tahun terakhir.  Sementara itu, energi merupakan salah satu kontributor utama naiknya defisit transaksi berjalan India termasuk batubara.

Sebagaimana diketahui, produsen listrik India bergantung pada impor batubara yang memasok lebih dari separuh kebutuhan listrik di negara tersebut. Sjahrir mengatakan, beberapa perusahaan yang terkena dampak itu adalah perusahaan publik, namun sayangnya dia enggan menyebutkannya.

Perusahaan tambang batu bara Indonesia yang mencatatkan ekspor batubara ke India adalah PT Bumi Resources (BUMI), PT Adaro Energy (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT Batubara Bukit Asam (PTBA).

Penurunan impor batubara di India, bisa berisiko negara tersebut kekurangan listrik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri