KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghentian ekspor bauksit dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM). Sebagaimana diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi telah menutup keran ekspor bijih bauksit per 10 Juni 2023. Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario menilai, larangan ekspor bauksit tidak akan berdampak banyak terhadap ANTM. Kata Alif, kontribusi bauksit terhadap pendapatan ANTM sangat minim. Estimasi dia, segmen bauksit diproyeksikan hanya memberi kontribusi 1,9% terhadap pendapatan ANTM untuk tahun 2023.
Yang perlu dicermati justru berasal dari segmen nikel ANTM yang berupa feronikel dan nikel ore, dimana pendapatan pada kuartal pertama 2023 didorong oleh kinerja segmen tersebut terutama nikel ore, yang sejalan dengan ekspansi pabrik pengolahan alias smelter nikel di Indonesia. Manajemen ANTM pun akan berfokus pada segmen nikel.
Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Memproyeksikan Kinerja Tumbuh Konservatif Tahun Ini Dus, Alif memproyeksikan segmen feronikel akan menyumbang 16,7% terhadap
revenue ANTM pada tahun 2023. Sementara nikel ore diperkirakan berkontribusi 14,6% terhadap pendapatan ANTM. Sementara itu, emas masih akan menjadi kontributor terbesar, yang diproyeksikan Alif berkontribusi 63,2% terhadap pendapatan ANTM pada 2023. Dalam hal ini, ANTM berada dalam posisi price taker, dimana ANTM membeli bahan baku emas juga dengan basis perkembangan harga spot, dan menjual emas dengan memperhitungkan pergerakan perkembangan harga emas pula. Sehingga, tinggI dan rendahnya harga emas tidak terlalu berdampak pada Antam.
“Tentu revenue berpotensi naik, namun secara margin tidak bergitu berdampak,” kata Alif kepada Kontan.co.id, Kamis (15/6). Alif merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.400 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari