JAKARTA. Setelah dua tahun mengalami penurunan, mulai tahun ini ekspor biji pala (nutmeg) ke Uni Eropa mulai meningkat. Berdasar data Kementrian Pertanian (Kemtan), Periode Januari - September tahun ini Indonesia telah mengekspor 6.380,7 ton pala atau meningkat tipis 3,2% dari periode sama tahun lalu yang sebesar 6.181,5 ton. "Sekitar 80% dari total impor pala Uni Eropa berasal dari Indonesia," ujar Dedi Junaedi, Deputi Direktur Bilateral Marketing Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi (PPHP) Kemtan, kemarin (3/12). Sejak tahun 2010, ekspor biji pala ke Uni Eropa terkendala dengan aflatoksin atau racun yang ditimbulkan oleh jamur Aspergilus Flavus yang dapat berdampak pada kesehatan manusia.
Ekspor biji pala ke Uni Eropa membaik
JAKARTA. Setelah dua tahun mengalami penurunan, mulai tahun ini ekspor biji pala (nutmeg) ke Uni Eropa mulai meningkat. Berdasar data Kementrian Pertanian (Kemtan), Periode Januari - September tahun ini Indonesia telah mengekspor 6.380,7 ton pala atau meningkat tipis 3,2% dari periode sama tahun lalu yang sebesar 6.181,5 ton. "Sekitar 80% dari total impor pala Uni Eropa berasal dari Indonesia," ujar Dedi Junaedi, Deputi Direktur Bilateral Marketing Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi (PPHP) Kemtan, kemarin (3/12). Sejak tahun 2010, ekspor biji pala ke Uni Eropa terkendala dengan aflatoksin atau racun yang ditimbulkan oleh jamur Aspergilus Flavus yang dapat berdampak pada kesehatan manusia.