KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengusaha dalam bidang biofuel Indonesia mengantisipasi larangan ekspor biodiesel berbasis sawit ke Eropa dengan mengincar pasar Asia. Terutama pasar China dan negara-negara kawasan Asia Tenggara yang berencana meningkatkan implementasi energi hijau terbarukan. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia Paulus Tjakrawan menyampaikan, bila aturan Renewable Energy Directive II yang dirancang Uni Eropa sah mengkategorikan kelapa sawit sebagai komoditas dengan risiko tinggi untuk perubahan lahan atau indirect land use change (ILUC) maka potensi ekspor ke Eropa bakal turun atau hingga nol. Ekspor biodisel sepanjang tahun 2018, menurut Paulus, mencapai angka 1,6 juta kiloliter. Hampir separuhnya ditujukan kepada Eropa. Maka, bila kebijakan ILUC jadi diterapkan dan menghapus pasar Eropa, pihaknya mengincar pasar dari negara Asia seperti China, Malaysia dan Thailand.
Ekspor biodiesel ke Eropa terhambat, pengusaha biofuel incar pasar Asia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengusaha dalam bidang biofuel Indonesia mengantisipasi larangan ekspor biodiesel berbasis sawit ke Eropa dengan mengincar pasar Asia. Terutama pasar China dan negara-negara kawasan Asia Tenggara yang berencana meningkatkan implementasi energi hijau terbarukan. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia Paulus Tjakrawan menyampaikan, bila aturan Renewable Energy Directive II yang dirancang Uni Eropa sah mengkategorikan kelapa sawit sebagai komoditas dengan risiko tinggi untuk perubahan lahan atau indirect land use change (ILUC) maka potensi ekspor ke Eropa bakal turun atau hingga nol. Ekspor biodisel sepanjang tahun 2018, menurut Paulus, mencapai angka 1,6 juta kiloliter. Hampir separuhnya ditujukan kepada Eropa. Maka, bila kebijakan ILUC jadi diterapkan dan menghapus pasar Eropa, pihaknya mengincar pasar dari negara Asia seperti China, Malaysia dan Thailand.