KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memberikan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) kepada sejumlah pengusaha cairan rokok elektrik atau likuid vape. Pemberian nomor adalah bagian dari pemberlakuan tarif cukai sebesar 57% dari Harga Jual Eceran (HJE). Seiring dengan pungutan cukai cairan vape, pemerintah berjanji memberi insentif fiskal bagi pengusaha vape yang melakukan ekspor. Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi menjelaskan, insentif yang diberikan berupa pembebasan bea masuk bahan baku dan pajak impornya. "Kami ingin mendorong ekspor vape," jelas Heru di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Jakarta, Rabu (18/7). Beberapa negara tujuan ekspor likuid vape adalah Amerika Serikat (AS), Prancis, Vietnam, hingga Timur Tengah khususnya Dubai. Saat ini produsen asal Indonesia masih bersaing dengan Malaysia dan China. "Banyak juga produsen Indonesia yang ekspor melalui Malaysia. Makanya, kami bilang, tidak perlu ke sana, kami atur, kami beri insentif," jelas Heru.
Ekspor cairan vape akan didorong
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memberikan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) kepada sejumlah pengusaha cairan rokok elektrik atau likuid vape. Pemberian nomor adalah bagian dari pemberlakuan tarif cukai sebesar 57% dari Harga Jual Eceran (HJE). Seiring dengan pungutan cukai cairan vape, pemerintah berjanji memberi insentif fiskal bagi pengusaha vape yang melakukan ekspor. Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi menjelaskan, insentif yang diberikan berupa pembebasan bea masuk bahan baku dan pajak impornya. "Kami ingin mendorong ekspor vape," jelas Heru di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Jakarta, Rabu (18/7). Beberapa negara tujuan ekspor likuid vape adalah Amerika Serikat (AS), Prancis, Vietnam, hingga Timur Tengah khususnya Dubai. Saat ini produsen asal Indonesia masih bersaing dengan Malaysia dan China. "Banyak juga produsen Indonesia yang ekspor melalui Malaysia. Makanya, kami bilang, tidak perlu ke sana, kami atur, kami beri insentif," jelas Heru.