JAKARTA. Produk kelapa sawit (CPO) dan turunannya dari Indonesia selalu mendapatkan hambatan untuk masuk ke negara-negara Uni Eropa (UE). Alasannya, harga CPO yang lebih bersaing akan mengancam komoditas bio diesel yang berasal dari komoditi jagung dan bunga matahari. Kasan Muhri, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa pemerintah merespons cepat langkah UE mempersulit masuknya produk CPO tersebut. Salah satu yang diambil adalah dengan menggarap pasar baru untuk produk CPO Indonesia. "Vegetable Uni Eropa terganggu kalau ada CPO Indonesia. Mereka punya petani jagung, bunga matahari dan lainnya. Makanya dia banyak lakukan barrier, itulah kenapa pemerintah cari pasar lain," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/7). Menurutnya wajar bila CPO Indonesia lebih murah dibandingkan dengan produk bio diesel Eropa. Sebab, untuk menghasilkan 1 ton bio diesel saja itu, negara Eropa membutuhkan lahan 4 kali lipat lebih luas dibandingkan sawit.
Ekspor CPO dijegal, Pemerintah agresif cari pasar
JAKARTA. Produk kelapa sawit (CPO) dan turunannya dari Indonesia selalu mendapatkan hambatan untuk masuk ke negara-negara Uni Eropa (UE). Alasannya, harga CPO yang lebih bersaing akan mengancam komoditas bio diesel yang berasal dari komoditi jagung dan bunga matahari. Kasan Muhri, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa pemerintah merespons cepat langkah UE mempersulit masuknya produk CPO tersebut. Salah satu yang diambil adalah dengan menggarap pasar baru untuk produk CPO Indonesia. "Vegetable Uni Eropa terganggu kalau ada CPO Indonesia. Mereka punya petani jagung, bunga matahari dan lainnya. Makanya dia banyak lakukan barrier, itulah kenapa pemerintah cari pasar lain," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/7). Menurutnya wajar bila CPO Indonesia lebih murah dibandingkan dengan produk bio diesel Eropa. Sebab, untuk menghasilkan 1 ton bio diesel saja itu, negara Eropa membutuhkan lahan 4 kali lipat lebih luas dibandingkan sawit.