JAKARTA. Rencana negosiasi kerjasama perdagangan bilateral antara Indonesia-India bertajuk Indonesia-India Comprehensive Economic Cooperation (II-CECA) disambut gembira banyak pihak. Salah satu pihak yang menyambut gembira kerjasama ini adalah para pengusaha Crude Palm Oil (CPO). Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapas Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan, kerjasama ini berpotensi untuk mengatrol ekspor CPO ke India. "Saya belum bisa menyebut persentasenya, tapi pasti naik signifikan karena konsumsi CPO India sangat tinggi", ujar Fadhil, Jumat (10/12).Keyakinan ini memang sangat beralasan. Selama ini, India merupakan negara pengkonsumsi CPO terbesar kedua setelah Cina. Pada tahun 2009 misalnya, konsumsi CPO negara itu mencapai 5,543 juta ton. Tahun ini, konsumsi CPO India diprediksi telah mencapai angka 6 juta ton. Dari kebutuhan itu, menurut data Kementerian Perdagangan per Agustus 2010, Indonesia meraup ekspor CPO ke India senilai $6,07 milyar. Jumlah ini melesat 34,75% dari tahun 2009 yang mencapai angka $4,50 milyar. Jumlah ini menjadikan CPO sebagai komoditas ekspor Indonesia nomor wahid dalam perdagangan dengan India.Kondisi ini membuat pengusaha CPO menyambut positif negosiasi II-CECA. Apalagi, salah satu butir negosiasi kerjasama ini adalah penurunan tarif impor alias bea masuk. Fadhil mengharapkan, kerjasama II-CECa ini dapat menurunkan bea masuk CPO ke India secara signifikan, karena itu akan membuat harga CPO Indonesia lebih kompetitif di pasar India.Namun, para pengusaha harus bersabar. Kerjasama II-CECa ini masih dalam tahap negosiasi awal dan masih akan melalui proses yang rumit dan sarat tawar-menawar. Gusmardi menandaskan, pihaknya tidak bisa menjanjikan kerjasama ini dapat terealisasi tahun 2011 mendatang. Sementara itu, Fadhil dapat memahami jika kerjasama ini masih lama untuk terealisasi. Menurutnya, kerjasama perdagangan bilateral pasti akan membutuhkan waktu dan proses yang panjang. "Kan tidak hanya CPO yang dinegosiasikan di sana", kata Fadhil.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekspor CPO ke India bakal terus tumbuh
JAKARTA. Rencana negosiasi kerjasama perdagangan bilateral antara Indonesia-India bertajuk Indonesia-India Comprehensive Economic Cooperation (II-CECA) disambut gembira banyak pihak. Salah satu pihak yang menyambut gembira kerjasama ini adalah para pengusaha Crude Palm Oil (CPO). Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapas Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan, kerjasama ini berpotensi untuk mengatrol ekspor CPO ke India. "Saya belum bisa menyebut persentasenya, tapi pasti naik signifikan karena konsumsi CPO India sangat tinggi", ujar Fadhil, Jumat (10/12).Keyakinan ini memang sangat beralasan. Selama ini, India merupakan negara pengkonsumsi CPO terbesar kedua setelah Cina. Pada tahun 2009 misalnya, konsumsi CPO negara itu mencapai 5,543 juta ton. Tahun ini, konsumsi CPO India diprediksi telah mencapai angka 6 juta ton. Dari kebutuhan itu, menurut data Kementerian Perdagangan per Agustus 2010, Indonesia meraup ekspor CPO ke India senilai $6,07 milyar. Jumlah ini melesat 34,75% dari tahun 2009 yang mencapai angka $4,50 milyar. Jumlah ini menjadikan CPO sebagai komoditas ekspor Indonesia nomor wahid dalam perdagangan dengan India.Kondisi ini membuat pengusaha CPO menyambut positif negosiasi II-CECA. Apalagi, salah satu butir negosiasi kerjasama ini adalah penurunan tarif impor alias bea masuk. Fadhil mengharapkan, kerjasama II-CECa ini dapat menurunkan bea masuk CPO ke India secara signifikan, karena itu akan membuat harga CPO Indonesia lebih kompetitif di pasar India.Namun, para pengusaha harus bersabar. Kerjasama II-CECa ini masih dalam tahap negosiasi awal dan masih akan melalui proses yang rumit dan sarat tawar-menawar. Gusmardi menandaskan, pihaknya tidak bisa menjanjikan kerjasama ini dapat terealisasi tahun 2011 mendatang. Sementara itu, Fadhil dapat memahami jika kerjasama ini masih lama untuk terealisasi. Menurutnya, kerjasama perdagangan bilateral pasti akan membutuhkan waktu dan proses yang panjang. "Kan tidak hanya CPO yang dinegosiasikan di sana", kata Fadhil.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News