Ekspor CPO ke India ditantang oilseed



BANDUNG. Pemerintah India berencana menurunkan bea masuk (BM) untuk produk minyak berbasis biji (oilseeds) dalam waktu dekat. Rencana penurunan BM tersebut cukup signifikan yakni dari yang berlaku saat ini sebesar 30% menjadi 5%-10%.

B. V. Mehta Executive Director The Solvent Extractors’ Association of India mengatakan, bila kebijakan ini diterapkan, akan semakin mendorong impor oilseed seperti rapeseed dan bunga matahari. "Pemerintah India serius mempertimbangkan mengurangi pajak oilseeds dari saat ini 30% menjadi 5%-10%," kata Mehta, Kamis (27/11).

Mehta menambahkan, dengan kebijakan ini maka importasi akan merubah komposisi minyak nabati di India. Sekedar catatan saja, impor minyak sawit dan Soft Oil di India pada bulan November 2013-Oktober 2014 mencapai 11,6 juta ton.


Dari jumlah tersebut perinciannya sebanyak 7,9 juta ton atau 69% merupakan impor minyak sawit. Sementara untuk Soft Oil seperti Soybean oil impornya 1,5 juta ton, Sunflower oil 1,9 juta ton, dan Rapeseed Oil 200.000 ton. 

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan, dengan kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah India tersebut maka dari sisi harga produk oilseeds dan minyak sawit menjadi kompetitif. 

Catatan saja, selama ini untuk produk kelapa sawit India menerapkan pajak bea masuk sebanyak 2,5% CPO dan refined sebesar 10%. "Dengan kondisi tersebut maka impor minyak sawit ke India didorong untuk produk hulu," kata Fadhil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia