JAKARTA. Neraca perdagangan bulan Mei 2014 surplus US$ 69,9 juta. Terdiri dari surplus non-migas USD 1,4 miliar dan defisit neraca perdagangan migas USD 1,3 miliar. Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan surplus neraca perdagangan non-migas di bulan Mei 2014 dipicu oleh kenaikan ekspor non-migas sebesar 6,95% (MoM), sedangkan impornya turun hingga 12%.Total ekspor bulan Mei 2014 sebesar US$ 14,8 miliar atau naik 3,7% (MoM). Pada bulan Mei 2014, ekspor migas turun 18,8% (YoY), sementara ekspor produksi industri naik 2,1%. Peningkatan ekspor produk industri didominasi oleh ekspor CPO dan olahannya sebanyak US$ 1936,7 juta atau naik 73% (MoM). "Peningkatan itu dipicu oleh meningkatnya permintaan dari China," kata Lutfi, saat konferensi pers neraca perdagangan, dikantornya, Rabu (2/7).Angka tersebut diikuti oleh bahan bakar mineral US$ 1882,6 juta, mesin/ peralatan listrik US$ 785 juta. Sementara ekspor non-migas yang mengalami peningkatan terbesar (MoM) selain CPO adalah timah meningkat 96,1%, produk kimia (36,6%), tembaga (40,8%) serta besi dan baja (63,2%).Lutfi mengungkapkan hasil yang didapat untuk bulan Mei ini lebih baik ketimbang prediksi sebelumnya. Ke depan, surplus bisa didapatkan lewat ekspor di sektor industri seperti otomotif. Didukung juga dengan konsetrat emas atau tembaga yang diharapkan bisa membaik pada paruh kedua.Sementara negara mitra dagang yang menyumbang surplus non-migas terbesar pada Mei 2014 yaitu India, Amerika Serikat, Filipina, Belanda dan Uni Emirat Arab. Kelimanya menyumbang sekitar US$ 2 miliar.Sedangkan total impor bulan Mei 2014 sebesar 14,76 miliar atau turun 9,2% (MoM). Penurunan itu dipicu oleh turunnya impor non-migas sebesar 12,05% (MoM).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekspor CPO topang surplus neraca dagang di Mei
JAKARTA. Neraca perdagangan bulan Mei 2014 surplus US$ 69,9 juta. Terdiri dari surplus non-migas USD 1,4 miliar dan defisit neraca perdagangan migas USD 1,3 miliar. Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan surplus neraca perdagangan non-migas di bulan Mei 2014 dipicu oleh kenaikan ekspor non-migas sebesar 6,95% (MoM), sedangkan impornya turun hingga 12%.Total ekspor bulan Mei 2014 sebesar US$ 14,8 miliar atau naik 3,7% (MoM). Pada bulan Mei 2014, ekspor migas turun 18,8% (YoY), sementara ekspor produksi industri naik 2,1%. Peningkatan ekspor produk industri didominasi oleh ekspor CPO dan olahannya sebanyak US$ 1936,7 juta atau naik 73% (MoM). "Peningkatan itu dipicu oleh meningkatnya permintaan dari China," kata Lutfi, saat konferensi pers neraca perdagangan, dikantornya, Rabu (2/7).Angka tersebut diikuti oleh bahan bakar mineral US$ 1882,6 juta, mesin/ peralatan listrik US$ 785 juta. Sementara ekspor non-migas yang mengalami peningkatan terbesar (MoM) selain CPO adalah timah meningkat 96,1%, produk kimia (36,6%), tembaga (40,8%) serta besi dan baja (63,2%).Lutfi mengungkapkan hasil yang didapat untuk bulan Mei ini lebih baik ketimbang prediksi sebelumnya. Ke depan, surplus bisa didapatkan lewat ekspor di sektor industri seperti otomotif. Didukung juga dengan konsetrat emas atau tembaga yang diharapkan bisa membaik pada paruh kedua.Sementara negara mitra dagang yang menyumbang surplus non-migas terbesar pada Mei 2014 yaitu India, Amerika Serikat, Filipina, Belanda dan Uni Emirat Arab. Kelimanya menyumbang sekitar US$ 2 miliar.Sedangkan total impor bulan Mei 2014 sebesar 14,76 miliar atau turun 9,2% (MoM). Penurunan itu dipicu oleh turunnya impor non-migas sebesar 12,05% (MoM).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News