JAKARTA. Perdagangan Indonesia makin lemah bin gempor. Memang, April lalu, Indonesia masih mengantongi surplus selisih impor dan ekspor senilai sekitar sebesar US$ 667,2 juta, naik dari surplus bulan sebelumnya yang senilai US$ 497 juta. Namun, semenjak tahun 2014, nilai ekspor produk Indonesia terus merosot. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai ekspor April 2016 sebesar US$ 11,45 miliar, turun sekitar 12,65% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (yoy). Jika dibandingkan dengan Maret 2016 (mom), nilai ekspor April 2016 turun 3,07%. Tren penurunan tersebut sudah tampak sejak tahun tahun 2014. Selain ekspor, impor Indonesia juga terus turun. Salah satu penyebabnya, lesunya pasar komoditas dunia. Padahal selama ini ekspor komoditas, terutama batubara dan kelapa sawit, menjadi unggulan Indonesia di pasar global.
Ekspor dan impor makin gempor
JAKARTA. Perdagangan Indonesia makin lemah bin gempor. Memang, April lalu, Indonesia masih mengantongi surplus selisih impor dan ekspor senilai sekitar sebesar US$ 667,2 juta, naik dari surplus bulan sebelumnya yang senilai US$ 497 juta. Namun, semenjak tahun 2014, nilai ekspor produk Indonesia terus merosot. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai ekspor April 2016 sebesar US$ 11,45 miliar, turun sekitar 12,65% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (yoy). Jika dibandingkan dengan Maret 2016 (mom), nilai ekspor April 2016 turun 3,07%. Tren penurunan tersebut sudah tampak sejak tahun tahun 2014. Selain ekspor, impor Indonesia juga terus turun. Salah satu penyebabnya, lesunya pasar komoditas dunia. Padahal selama ini ekspor komoditas, terutama batubara dan kelapa sawit, menjadi unggulan Indonesia di pasar global.