JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap optimis mengejar ketertinggalan untuk memenuhi produk furnitur di pasar Amerika Serikat (AS). Apalagi Indonesia memiliki SVLK (Sistem Verifikasi Legalisasi Kayu) sebagai sertifikat ramah lingkungan yang dipersepsi dunia sebagai keunggulan utama produk-produk Indonesia. "Setiap produk furnitur Indonesia yang siap ekspor telah terjamin ramah lingkungan dan pasti telah memenuhi SVLK," ujar Wijayanto Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago, dalam siaran persnya, minggu (20/9). Negara Tiongkok masih merajai produk furnitur di AS dengan nilai US$ 24 miliar atau 50% dari total nilai impor furnitur AS. Indonesia tertinggal di deretan ke-8 dengan nilai impor US$ 713 juta atau hanya 2% dari total nilai impor furnitur AS.
Ekspor furnitur ke AS diproyeksi terus tumbuh
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap optimis mengejar ketertinggalan untuk memenuhi produk furnitur di pasar Amerika Serikat (AS). Apalagi Indonesia memiliki SVLK (Sistem Verifikasi Legalisasi Kayu) sebagai sertifikat ramah lingkungan yang dipersepsi dunia sebagai keunggulan utama produk-produk Indonesia. "Setiap produk furnitur Indonesia yang siap ekspor telah terjamin ramah lingkungan dan pasti telah memenuhi SVLK," ujar Wijayanto Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago, dalam siaran persnya, minggu (20/9). Negara Tiongkok masih merajai produk furnitur di AS dengan nilai US$ 24 miliar atau 50% dari total nilai impor furnitur AS. Indonesia tertinggal di deretan ke-8 dengan nilai impor US$ 713 juta atau hanya 2% dari total nilai impor furnitur AS.