KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang untuk pertama kali dalam perdagangan tiga hari terakhir. Harga minyak sawit terkoreksi dipicu rilis data ekspor Malaysia yang turun di bulan ini.Kontrak CPO untum pengiriman Maret di Malaysia Derivatives Exchange tergelincir 0,8% ke level RM 2.997 atau setara US$ 941 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di level US$ 3.016 per metrik ton pada pukul 16.58 waktu Kuala Lumpur.Hari ini, surveyor Intertek melaporkan, ekspor Malaysia dalam 20 hari pertama di Desember turun 10% menjadi 933.553 ton. Sementara, Societe Generale de Surveillance menyebutkan, ekspor jatuh hingga 10,5% menjadi 924.811 ton pada periode yang sama.Chung Yang Ker, analis Phillip Futures Pte. menilai, angka ekspor melemahkan harga minyak sawit. Pemulihan ekspor sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu cepat, kemungkinan baru di awal tahun depan. "Namun, harga minyak sawit akan tertopang oleh kekhawatiran seretnya panen kedelai di Amerika Selatan akibat musim kering," imbuh Ker, di Singapura, hari ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekspor jatuh, harga CPO tergelincir
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang untuk pertama kali dalam perdagangan tiga hari terakhir. Harga minyak sawit terkoreksi dipicu rilis data ekspor Malaysia yang turun di bulan ini.Kontrak CPO untum pengiriman Maret di Malaysia Derivatives Exchange tergelincir 0,8% ke level RM 2.997 atau setara US$ 941 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di level US$ 3.016 per metrik ton pada pukul 16.58 waktu Kuala Lumpur.Hari ini, surveyor Intertek melaporkan, ekspor Malaysia dalam 20 hari pertama di Desember turun 10% menjadi 933.553 ton. Sementara, Societe Generale de Surveillance menyebutkan, ekspor jatuh hingga 10,5% menjadi 924.811 ton pada periode yang sama.Chung Yang Ker, analis Phillip Futures Pte. menilai, angka ekspor melemahkan harga minyak sawit. Pemulihan ekspor sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu cepat, kemungkinan baru di awal tahun depan. "Namun, harga minyak sawit akan tertopang oleh kekhawatiran seretnya panen kedelai di Amerika Selatan akibat musim kering," imbuh Ker, di Singapura, hari ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News