Ekspor Jepang bulan Desember 2020 tumbuh pertama kali dalam 2 tahun terakhir



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Nilai ekspor Jepang meningkat pada Desember 2020 ditopang oleh pengiriman ke China. Ini merupakan kenaikan yang pertama dalam dua tahun terakhir sejak November 2018.

Data positif ini  menawarkan secercah harapan bagi pembuat kebijakan yang mengandalkan pemulihan ekonomi lewat ekspor di tengah meningkatnya kembali kasus virus corona.

Pemulihan ekspor ini  Jepang bisa mengurangi risiko terjadinya resesi double-dip atau resesi yang akan kembali terulang setelah ekonomi menunjukkan tanda-tanda pemulihan.


Sementara Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) tengah mencoba meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun fiskal depan pada tinjauan suku bunga yang berakhir Kamis (21/1). Bank sentral diharapkan mempertahankan kebijakan.

Baca Juga: RCEP bakalan meningkatkan ekspor Indonesia hingga 11% dalam lima tahun

Meskipun meningkat, namun laju pemulihan ekspor Jepang masih belum seberapa jika dibanding dengan pemulihan ekspor negara tetangganya seperti China, Taiwan, dan Korea Selatan, yang semuanya mencatatkan pertumbuhan dua digit  ditopang permintaan global atas produk chip dan teknologi.

Berdasarkan Data Kementerian Keuangan Jepang yang dirilis pada Kamis (21/1) seperti dikutip Reuters, ekspor Jepang meningkat 2,0% secara year on year (YoY) pada Desember 2020. Ini  sedikit di bawah kenaikan 2,4% yang diharapkan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

Namun, ada tanda yang mengkhawatirkan dimana ekspor mobil turun 4,2% hingga Desember, dengan pengiriman ke Uni Eropa jatuh 32,2%. Penurunan terjadi karena pembuat mobil seperti Toyota Motor Corp dan Nissan Motor Co Ltd akan memangkas produksi kendaraan bulan ini setelah kekurangan semikonduktor.

Untuk setahun penuh 2020, ekspor mobil Jepang turun 20%. Ini adalah penurunan terbesar sejak krisis keuangan global 2009. Alhasil, ekspor sepanjang 2020 masih turun 11,1%.

"Ekspor terhenti karena pembatasan yang bertujuan mencegah penyebaran infeksi virus corona di Eropa dan Amerika," kata Yutaro Suzuki, ekonom di Daiwa Institute of Research. "Krisis pasokan di antara pembuat mobil yang disebabkan oleh kekurangan cip dapat membebani ekspor." ujarnya.

Berdasarkan wilayah, ekspor ke China yakni mitra dagang terbesar Jepang, tumbuh 10,2% hingga Desember 2020, dipimpin oleh pengiriman plastik, logam nonferrous, dan bahan mentah lainnya.

Pengiriman ke Amerika Serikat sebagai pasar utama untuk barang-barang Jepang seperti mobil dan elektronik - turun 0,7% tahun ke tahun di bulan Desember, terseret oleh pesawat dan peralatan pembuat chip.

Ekspor ke Asia, yang menyumbang lebih dari setengah pengiriman Jepang, naik 6,1%, sementara pengiriman ke Uni Eropa turun 1,6%.

Impor turun 11,6% dalam setahun hingga Desember, secara kasar sejalan dengan perkiraan rata-rata ekonomi, membawa surplus perdagangan sebesar ¥ 751 miliar (US$ 7,25 miliar).

Selanjutnya: Kepala BKPM: 16 perusahaan China merelokaasi investasi ke Indonesia

Editor: Khomarul Hidayat