KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekspor Jepang naik lebih cepat dari perkiraan pada bulan Desember setelah kesulitan pasokan mereda jelang akhir tahun 2021. Ini juga menandai 10 bulan berturut-turut pertumbuhan secara tahunan. Namun, kekurangan semikonduktor yang terus-menerus tetap membuat pusing perusahaan Jepang seperti pembuat mobil Toyota, yang memangkas target produksi jangka pendeknya. Di samping itu, ketidakpastian seputar virus corona varian Omicron juga masih mengkhawatirkan. Kamis (20/1), Kementerian Keuangan Jepang merilis, ekspor bulan Desember meningkat 17,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy). Kenaikan ini lebih tinggi dari kenaikan 16,0% yang diharapkan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Selain itu, kenaikan ekspor tersebut mengikuti peningkatan 20,5% yoy yang dicetak pada bulan November 2021. Pengiriman ke China, mitra dagang terbesar Jepang, tumbuh 10,8% yoy pada Desember lalu. Baca Juga: Kewajiban Utang Jepang Bisa Capai 30 Triliun Yen di 2025 Jika Suku Bunga Naik Tinggi Selain itu, ekspor dan impor dalam mata uang Yen, mencapai rekor tertinggi sejak data yang sebanding tersedia pada tahun 1979. Impor berdasarkan nilai melonjak 41,1%, karena biaya bahan baku yang lebih tinggi dan yen yang lemah.